Cerita perjalananku
Sunday, October 15, 2006
Sebenernya aku sudah datang di Hawaii 4 bulan lalu, tepatnya tanggal 26 Juni 2006. Cuman baru sekarang sempat cerita-cerita di blog, buka sempat deh, lebih tepatnya baru bisa buat blog hehhehehe.
Oya, ini nih cerita perjalanku dari Jakarta ke Hawaii.
Akhirnya hari yang paling mendebarkanpun datang juga. Malam ini aku akan berangkat ke Hawai.berbagai perasaan dating silih berganti, tegang, nervous, bingung dan yang paling besar adalah berat. YAch berat meninggalkan semuanya. Terlebih dalam keadaan hati dan pikiranku yang kacau.
Saat itu pukul 19.00 WIB aku keluar dari hotel IStana Ratu ???Wisma Daerah??? untuk berangkat ke bandara. Dengan diantarkan suami, kavin dan zulfi aku menyusuri jalanan malam Jakarta yang kala itu sudah mulai terbebas dari kemacetan. Ari dan Amin dengan taksi sendiri, sedangkan Migra dan Julius berada ditaksi yang berbeda pula. KAmi turun di gate 3, tidak begitu lama mbak Mira datang dan langsung memberikan briefing singkat, lalu kami masuk untuk chek ini. DI tempat pemeriksaan barang sempat terjadi accident, HP ku jatuh di bawah troli..deg-degan juga.
Kami sempat menunggu setengah jam untuk chek ini karena counternya belum buka. Kami berempat belum pernah ke Luar Negeri, kecuali yulius, itupun sudah lama, jadi tetap aja grogi. Waktu chek in, semua kopor temen-temen lolos, karena tidak ada yang sampai 23 kg. Yang terahir ditimbang koperku, swear deg-degan, karena dilihat secara kasat mata aja punyaku yang paling besar. Untuk kopor yang sedang sudah lolos, beratnya cuman 21,5 kg, tapi kopor yang terahir 23,4 kg..duh.. tapi syukurlah mereka mengijinkan. Setelah itu kami membayar fiscal seharga satu juta lalu keluar lagi untuk nemui Mbak Mira (staf IIEF) dan keluargaku. Eh ternyata barang bawaanku yang paling banyak lho. 2 kopor besar untuk di bagasi, 1 kopor kecil, tas ransel dan tas pinggang untuk di cabin. Itupuun masih ada satu tas plastic yang tak titpkan di Ari he2.
Pukul 22.40 kami masuk ruang boarding. Berbeda dengan temen-teman yang sangat nyantai berangkat karena tidak diantarkan keluarga, aku berat sekali, terlebih seperempat jam sebelumnya Kavin nangis, untunglah saat aku berangkat dia sudah tertidur dipangkuanku. Tapi tetap saja berat, pergi dengan diiringi tangis Mas Aslam dan adekku. Inilah yang paling aku takutkan ketika berangkat, aku pernah cerita ke teman kalau nanti aku berngakat tidak pengen diantar oleh keluarga karena pasti akan buerat.
Tepat pukul 24.00 pesawat garuda yang kutumpangi take off. Ini pengalaman pertamaku naik pesawat besar. Aku baru menyadari ternyata begitu banyak orang Indonesia yang berduit, coba bayangkan pesawat yang begitu besar ini penuh semua orang yang hendak ke Jepang atau sekedar transit seperti kami.Sebelum pesawat berangkat meninggalkan Soekarno Hatta kami diberi jus jeruk dlam botol kecil. Setelah itu kita dibagikan selimut dan headset, sempat bingung juga mana radio/tapenya, ternyata semua sudah tersedia dipegangan tangan, kita bisa memilih lagu-lagu yang kita sukai atau nonton film yang diputar di TV di depan kita. Oya sebelum take Off aku dan ari sempat minum antimo, wes kalo kayak gini kelihatan marjinalnya. Setengah jam setelah terbang kami semua tertidur. Oya pesawat ini juga dilengkapi dengan TV besar, dari TV tersebut kita bisa melihat film dan TV ini dilengkapi juga informasi mengenai waktu di Indonesia dan waktu ditempat tujuan, kecepatan pesawat, ketinggian pesawat, ukuran suhu udara hingga waktu tempuh perjalanan.
Jakarta-Narita (Jepang) butuh waktu 6.40 jam terbang. Saat terlelap tidur, kami dikejutkan oleh gunjangan pesawat yang cukup keras. Cuaca saat itu buruk sekali. Dalam suasana tegang, aku terus membaca doa, untungnya keadaan ini tidak berlangsung lama. Saat jam ditanganku yang masih menggunakan WIB menunjukkan pukul 3.00 dini hari, tapi di luar jendela matahari sudah sangat terik. Duh sebenernya masih sangat ngantuk, tapi pramugari sudah hilir mudik memberikan minuman dan sapu tangan basah untuk mengelap wajah (biar gak kelihatan belekan). Tepat pukul 4 WIB/6 pagi waktu Jepangkita sudah breakfast. Untuk kali ini lidahku kembali tidak bias dikompromikan, tetap aja aku memilih nasi daripada roti he2. Pukul 6.45 WIB/8.45 Jepang kami mendarat di Narita. Wuih bandaranya gede banget. Di Narita semua pekerja termasuk pekerja kasar dan juga sopir bus semmuanya berkulit putih dan bermata sipit he2. Dari sinilah pertama kali semua serba speak English.
Ada kejadian lucu, saat kami menunggu bus yang akan mengantar kami ke terminal 1 tempat pesawat North West Airland yang akan kami tumpangi ke Honolulu, kami ketemu bule, dia Tanya tujuan kami, weh kita semua semangat menjawab, itung-itung praktek bahasa eh gak tahunya bule cakep ini jawab “ Saya sudah lama tinggal di Manado†dubrak!!!ngakaklah kami semua.
Di terminal 1 kami menunggu seharian, karena pesawat yang akan ke Honolulu baru akan berangkat jam 20.30 dan bisa chek in jam 13.00. huh bayangkan???apalagi kita tidak boleh keluar bandara dan tidak disediakan hotel, jadilah gelandangan. Waktu menginjakkan kaki di ruang tunggu amin dan ari langsung kegirangan melihat smoking room, dasar smoker2.
Saat menulis cerita ini, tiba2 alarm HP ku bunyi mengingatkanku kalau hari ini pas Hari Ulang Tahun Pernikahanku ke-8 oh God.
Sambil terus menorehkan tinta ini, telingaku tidak lepas dari USB untuk dengerin lagu-lagunya Katon, Ada band, Padi, Opick, yach paling tidak dengan lagu-lagu ini aku merasa di rumah. Terlebih foto anak-anakku dan keluargaku sudah tak persiapkan di tas pinggang, sehingga memudahkanku untuk melihat dan tersenyum membayangkan mereka. Oya saat di pesawat aku sempat bermimpi Mirza manggil-manggil aku, apalagi beberapa jam sebelum berangkat dia telfon sambil nangis karena lihat fotoku, duh jadi nelangsa.
Di Narita ini HP ku tidak bisa dipakai, padahal roaming internationalnya sudah tak aktifkan, tapi tetap aja gak conec.Ih menyebalkan. Pasti suami dan keluargakku nunggu-nunggu smsku. Setelah 4 jam kita berlima kayak orang jalanan, ahirnya amin dan ari menemukan ruang tunggu yang cukup nyaman, dengan udara yang sejuk plus kursi-kursi panjang yang bias untuk tidur, kursi ini bentuknya seperti kursi untuk periksa gigi, jadi sandarannya dapat diatur.
Pukul 12.30 aku dan ari cari tempat dan carta agar bisa sholat. Kami gak mau dhuhur kami bolonng, terlebih subuhnya tadi sudah sholat di Makkah he2 (tahukan maksudnya..?). Karena tidak ada tempat yang lebih baik, akhirnya kami memilih sholat di pojok ruangan tunggu. Yang jadi masalah ketika wudlu. Aku sempat bingung gimana caranya untuk cuci kaki, tahu sendirilah toiletnya semua kering dan serba tissue, satu-satunya yang ada airnya hanya wastafel, jadilah kakiku tak angkat ke wastafel. Untungnya aku termasuk orang yang gak anti pakek celana, gimana jadinya kalau aku pake rok, pasti gak bisa ngangkat kaki dong. Saat mau sholatpun kami bingung ke arah mana kami harus menghadap tidak satu orangpun yang tahu arah kiblat, jadinya dengan keyakinan penuh kami sholat menghadap arah yang kami yakini sebagai arah kiblat.
Sebenernya fasililtas di bandara ini cukup lengkap, ada tempat untuk akses internet yang tarifnya setiap 10 menit 100 yen. Atau telfon koin 100 yen untuk 2 menit. Temenku yulius sempat telfon ke rumahnya untuk menanyakan apakah istrinya sudah melahirkan ato belum. Yulius berani telfon karena dia beruntung menemukan uang koin 100 yen kalau bukan karena uang temuan aku gak yakin dia mau telfon. Sebenernya pengen juga akses internet ato telfon cuman eman duit dolarku. Aku hanya bawa uang 50 ribu yang lainnya dolar. Mungkin karena baru pertama kali lihat dolar/pegang dolar jadinya kalau mau gunakan pasti dihitung rupiah dasar ndeso tenan.
Pukul 13.28 kami mulai antri untuk chek ini, ternyata di sini lebih ketat dari pada di Jakarta . Kami mulai kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan para perempuan2 cantik ini (eh kebanyakan petugasnya cewek lho) bukan karena kualitas pertanyaannya tapi logatnya yang aneh.
Eh aku baru menyadari kalau sejak pagi belum melihat seorangpun yang pake jilbab, pantesan aku dari tadi ngerasa jadi orang yang paling cantik.hik..hik???
Temenku Amin sudah boarding pass dia menuju ke Detroit terus ke Vermont, kasihan sendirian dia. Setelah chek in kami menghabiskn waktu untuk tidur lumayan lah. Saat waktu menunjukkan pukul 17.30 Ari ngajak kami untuk mandi, kaget juga, di mana kita bisa mandi, lawong semuanya serba tissue. Dengan sangat meyakinkan ari menunjukkan tempatnya. Semangat 45 pengen lihat air dan juga membersihkan badan membawa kami mengikuti langkah Ari dengan tidak sabar. Tapi sesampai di tempat shower ternyata Ari lebih kaget dari pada aku saat melihat kalu penggunaan showeh harus membayar $ 5 tiap sepuluh menit Mampuslah???.Dengan gigit jari akhirnya aku masuk toilet untuk sekedar ganti baju dan membersihkan badan dengan tissue basah.
Pertahanku untuk tidak menukar dolarku akhirnya runtuh juga saat melihat migra menukar dolarnya dengan yen untuk telfon. Akhirnya aku tukar juga $ 2, $ 1 sama dengan 113 yen. Uang koin 100 yen inilah yang tak pakai untuk telfon ke rumah. Saat pertama telfon itu yang ngangkat Ibu, waktu dengar suaraku ibu langsung jerit, cuman ternyata 100 yen hanya cukup untuk telfon sebentar banget, belum selesai ngomong telfon sudah terputus. Coin ditanganku tinggal 100 yen aku coba telf ke HP suamiku, tapi gak nyambung. AKhirnya 1 coin itu tak buat telfon rumah lagi, kali ini yang ngangkat abah.
Pukul 19.30 kami mulai antri untuk boarding, kami baris diurutan yang lumayan depan, of couse di line economy class he2. Aku berada di urutan ketiga setelah Ari an Julius, dibelakngku Migra. Dua orang sebelumku lancer-lancar aja, tapi pas giliranku… oh Tuhan aku tertahan di security dan harus rela diperiksa, untunglah aku termasuk orang yang sabar dan penurut he2, jadi aku hanya diam aja ketika sepatu, jaket, jam tanganku suruh nyopot, bahkan aku membantu petugas cewek ini membuka tas ransel, tas pinggang dan juga kopor kecilku. Petugas ini terlihat heran ketika ranselku dibuka dan ternyata isinya cuman makanan. Dia ampe bilang “Oh I am hungry†sambil ketawa. Akhirnya selesai juga pemeriksaan itu, dan aku bisa lolos, bahkan petugas ini bilang You are a nice person, mungkin karena selama diperiksa aku kooperatif dan selalu menebar senyum indahku he2. Oya selama di Jepang ini kami tidak membeli makanan dan minuman, kami sudah mengantisipasinya dengan membawa banyak roti dan Aqua dari Jakarta .
Sekarang aku terbang ke Honolulu. Ikut penerbangan pesawat US ini berbeda dengan di Indonesia . Kami tidak menjumpai pramugari-pramuga yang cantik, muda, segar dan slalu terlihat jaim. Di sini pramugari sudah berumur (paling tidak sudah ga’ ABG la) dan mereka terlihat santai plus cuek, sesama petugas biasa aja ngobrol ketawa-ketiwi sambil jalan diantara penumpang. Yang paling berbeda yakni dari segi pembagian kerja. Kalau di Indonesia semua urusan untuk melayani penumpang pasti diserahkan ke pramugari. Tapi di NWA ini pramugara yang bertubuh besar-besar itu juga sangat sigap melayani penumpang. Luar biasa….Bener kata Aidil, kalau di pesawat jangan takut kelaparan. Perjalanan dari Narita ke Honolulu memakan waktu 6.30. Seperti yang sudah dipesenkan suamiku jangan banyak makan selama perjalanan, takut bermasalah dengan BAB. Sebenernya kami sudah mulai bermasalah dengan toilet sejak di Narita, piye jal serba tissue…
Satu setengah jam perjalanan kami masih bisa enjoy, tapi ketika pesawat mulai bergoyang kena cuaca jelek, mulai deh kami minum antimo he2. Kami tidak bisa menikmati tidur lama karena tepat pukul 6.30 (waktu Hawaii ) or 24.00 WIB pramugari sudah mulai membagikan sarapan. Yach akhirnya sambil ngantuk-ngantuk kami makan juga dengan nasi yang ditaburi keju, ayam, salad dan juga roti.
Tepat pukul 8.30 atau 01.30 WIB kami mendarat di Hawaii, Udara yang hangat menyambut kami, sesaat setelah roda pesawat menyentuh landasan kami berempat saling salaman untuk mengucapkan “Selamat Datang Perjuanganâ€
Di bandara kami sudah disambut bus untuk diantar ke tempat pemeriksaan immigrasi. Wih tempatnya luas banget. Saat ini summer jadi banyak banget turis yang berlibur, terutama orang-orang bermata sipit.
Setelah antri beberapa saat datanglah giliranku, alhamdulillah tanpa maslaah. Aku dan migra lolos, tapi ari dan Julius harus kena intrograsi lebih lanjut di ruangan khusus. Karena aku dan Migra tidak boleh menunggu di situ ahirnya aku turun di tempat pengambilan bagasi. Oya disini HP ku on. seneng banget dapat sms dari rumah dan bisa kirim balek.
Setelah menemukan kopor-kopor kami, aku dan migra mulai mencari dan mengumpulkan kopor ari dan Julius. Kami tidak bisa membawa kopor2 mereka keluar sebab tanda buktinya dipegang masing2. Sampai disini bukan berarti sudah terbebas dari masalah, sebab ternyata setelah masuk pemeriksaan barang, petugas menemukan hal mencurigakan di kopor hitamku dan aku diminta membukanya. Setelah dibuka dan diobrak-abrik mereka hanya menemukan bumbu-bumbu instant Indofood dan peralatan wanita yach…akhirnya lolos juga.
Aku dan Migra keluar bandara dan langsung disambut Kim Small, Hasan Anshari dan temen dari China. Setelah mengobrol sebentar akhirnya ARi dan Julius keluar juga. Beberapa saat kawan-kawan dari China datang dan kami berangkat ke dorm. Untuk tahun ini ada 11 fellow IFP seluruh dunia yang study di Hawaii. 4 dari Indonesia , China : Nimabuchi ( Tibet ), Zang Ming, Kadeer Tursun. Philiphina: Roland and Rosalina. Mesir : Hosam dan India Sakila (eh ini cowok lho).
NB: Ih itu fotoku di Narita Jepang
2 Comments:
« back home
Post a CommentMbak, journey-nya menarik.. tapi kelihatan sekali kalau mbak ninik itu orang desa (Ndesoo!!) hahahahaha. mosok numpak pesawat wae kok nguntal antimo. kakakakak :-D :-D
For Imam..
Walaupun ndeso tapi kan punya laptop, bukan hanya PC uelek kayak punyamu hehehehhe, kok aku jadi norak sih, ngilani tenan
Walaupun ndeso tapi kan punya laptop, bukan hanya PC uelek kayak punyamu hehehehhe, kok aku jadi norak sih, ngilani tenan