SELAMAT

Saturday, December 30, 2006
SELAMAT IDUL ADHA
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN


HAPPY NEW YEAR
GOD BLESS YOU
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 10:01 AM, | 0 comments

Kenapa dengan NET di Indo???

Friday, December 29, 2006
Aku baru ngeh setelah melihat berita di koran, kenapa selama beberapa hari ini aku kesulitan membukan www.liputan6.com dan www.klub-mentari.com or website-website Indonesia lainnya, ternyata jaringan internet di Indonesia terganggu akibat gempa di negara tetangga.

Mungkin enggak sih kerusakan jaringan ini juga mengganggu signal telfon genggam?. Karena dua hari orang rumahku mencoba telfon ke aku pakai HP gak kena-kena. Kemarin aku juga coba telfon ke HP di rumah nyambung sekali, setelah itu gak bisa masuk lagi.

Wah aku gak bisa bayangakan gimana repotnya orang-orang kantor yang sudah sangat tergantung dengan jaringan internet dalam menyelesaikan kerjaannya. Atau orang-orang kantor yang selalu menghabiskan waktu istirahatnya untuk update blognya hehheeh, kalau ini mah kerjaan temen-temen MOM ku hehhehe.

Btw, semoga cepet pulih deh jaringannya, biar semuanya jadi lancar kembali

Labels:

 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 4:57 AM, | 0 comments

Dear

Tuesday, December 26, 2006
Wah susah juga nih ngajak orang Indonesia jalan-jalan hehhehe, Di ajak muterin kampus, yang dilihat adalah papan-papan pengumuman yang banyak mengiklankan mobil-mobil dengan harganya yang jauuuuuuuhhhh lebih murah murah, dan selalu berdejak kagum. Di ajak menelusuri pantai, yang ada istighfar terus ngelihat orang-orang yang bergelimpangan dengan swimsuit. Menggandengnya memasuki pusat-pusat perbelanjaan yang ada hanya mendengus melihat harga barang-barang yang selangit dan selalu sibuk mengkurskan dengan rupiah. Ampe ketika sudah sangat kehausan ditahan-tahan untuk tidak beli minuman karna harganya yang $ 3, pasti mikirnya wah hampir Rp. 30.00 he2.

Sebenernya hal itu juga pernah aku alami, pertama di US, otakku serasa seperti kalkulator yang selalu sibuk menghitung ke rupiah. Dan karena ini pulalah, selama empat hari di Hawaii aku bertahan hanya dengan makan roti yang aku bawa dari Indonesia hehehhe, ngilani tenan. Cuman lama-lama, aku mikir juga kalau aku bertahan dengan begini, bisa-bisa aku mati kelaparan nih hehhehe. Akhirnya aku mikirnya simple aja, kalau $ 1 sama dengan seribu, Jadi kalau belanja habis $ 40, berarti cuman habis Rp. 40.000, dan ini mujarab. Tapi kalau sedang kambuh pengen belanjanya, aku selalu mencoba mengkalkulasikan dengan rupiah, biar bisa untuk ngerem hehe.

By the way, yang tak ajak jalan-jalan di Hawaii itu adalah suamiku. Dia baru datang hari Jumat kemarin, setelah melalui perjalanan yang puanjang karena harus berurusan dengan pihak immigrasi, biasalah kalau orang laki-laki dari Indonesia pa lagi Moslem selalu diassosiasikan dengan teroris. padahal nama suamiku gak ada Muhammad, Osama or nama-nama lain yang terkait dengan terorisme, walaupun nurut sebagian orang wajahnya al-Qaeda hehhee.

Oke deh, aku mau menikmati liburan dulu ya, sebelum berkutat dengan kuliah yang akan mulai awal bulan Januari.

Labels:

 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 4:05 AM, | 2 comments

TELUR PUYUH

Tuesday, December 19, 2006
Kemarin sebelum magrib aku tertidur, bangun-bangun karena mendengar adzan magrib dari komputerku. Setelah mandi dan sholat magrib, aku langsung masak. Lapar nih, apalagi buka puasa cuman dengan permen hehhee.

Setelah buka kulkas bingung juga nih mau masak apa, mau masak sayur, kok ya yang ada cuman kacang panjang empat dan sedikit sawi putih. Putar otak, akhirnya aku putuskan untuk buat oseng-oseng campuran kacang panjang, sawi putih, sosis, teri dan telur puyuh. Wes judulnya campur-campur deh.

Ngomong-ngomong telur puyuh nih, aku mendapatkannya dari Lia, yang kebetulan dia cabut dari Hawaii, jadi banyak banget bahan makanannya yang di hibahkan ke temen-temen. Telur puyuh yang aku dapatkan ini sudah dalam keadaan terkupas dan dimasukkan dalam kaleng yang berisi air. Dan kayaknya belinya di Hawaii, karena labelnya bahasa enggris dan Cina/jepang.

Ketika aku hampir selesai masak, temenku dari Nepal datang dan masak di dekatku. Dia heran juga ngelihat bundar-bundar kecil putih di makananku. Lalu dia tanya ke aku. Wah sempat bingung juga aku mencari bahasa enggrisnya burung puyuh. Untunglah di kaleng itu ada tulisannya "Quail" hehhee yang artinya burung puyuh. Dia aku suruh nyobain, karena dia bilang " I never seen before." Ketika aku makan, si Subir dari India juga ngelihat aku makan telur puyuh (oya, di sini gak ada istilah basa-basi nawarin makanan, kalau emang gak mau nawarin ya diam aja), Subir ini lalu ngobrol dengan temenku Nepal pakai bahasa Hindi. Aku gak ngerti maksudnya, cuman aku ngerti arah pembicaraanya yakni ngomongin telur puyuh. KArena merasa gak enak, dan memang aku pengen berbagi makananku, aku tawarinlah Subir untuk nyicipin masakanku. Mereka semua bilang, enak sekali Nik, dan itu kali pertamanya mereka makan telur puyuh.

Wah kalau di Indonesia telur puyuh mah seabrek-abrek, ampe di bus dan kereta api aja juga banyak dijual telur puyuh hehehhe. Kayaknya kita bisa ekspor telur puyuh nih he Nepal dan India hhehehe.
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 10:46 PM, | 0 comments

Untuk Kakak




Anak pertamaku Ahmad Kavin Adzka, lahir saat usiaku masih umur 19 tahun. Dengan segenap kebodohanku dan keterbatasan pengetahuanku tentang bagaimana merawat anak dan memberikan pendidikan yang bagus baginya, dia grow up. Kakak (begitu biasanya kami memanggilnya) lahir pada tanggal 22 Maret 1999. Sejak dia berumur tiga bulan hingga 15 bulan aku mengurusnya sendiri semuanya, karena aku harus mengikuti suamiku ke Jogja, satu-satunya panduanku ketika merawatnya adalah buku.

Kakak tergolong anak yang cukup tanggap dan cerdas, ini terbukti sejak dia di kelas satu (sekarang kelas dua) dia selalu rangking satu. Aku dan suamiku bukan tipe orang tua yang memaksa anak-anak untuk mendapat rangking tertinggi. Aku hanya selalu bilang ke dia kalau dia harus rajin belajar, aku tidak perduli dia rangking berapa. Mungkin karena inilah kakak tidak merasa terbebani atau shock bila dia mendapat nilai jelek. Sejak di TK, ketika dia menunjukkan nilainya yang terkadang mendapat C, aku cuek aja, aku hanya bilang “Nilai itu tidak penting sayang, yang terpenting adalah kakak harus rajin belajar.”

Saat dikandungan aku selalu mengajaknya ngobrol, dan babahnya selalu membacakan Quran. Ketika dia belum berumur satu tahun, aku sudah membacakan buku cerita ke dia. Ada kejadian menarik berkaitan dengan buku cerita. Dulu aku selalu mengajari dia memanggil aku dengan “UMI” karena memang di keluargaku panggilan “mama” masih uncommon dan cenderungnya jadi sok kota gitu deh. Karena aku selalu membacakan cerita ke dia (cerita Ali dan Mio), dan di situ Ali selalu memanggil ibunya dengan Mama, eh ketika kakak mulai bisa bicara, dia bukan memanggilku Umi tapi Mama hehhee. Awal-awalnya Abah dan Ibuku gak sepakat dengan panggilan itu, dan aku masih terus berusaha mengajarinya memanggil Umi, tapi kakak tetep kekeh, ya akhirnya semua menyerah, dan hingga sekarang manggil Mama hehhe. Buku seri Ali dan Mio itu macam-macam, nah suatu saat aku mengajari kakak untuk mandi sendiri, eh dia malah bilang “Pokoknya aku mau mandi sendiri kalau sudah dibelikan buku Mio yang judulnya aku bisa mandi sendiri” hehhehe.

Kebiasaan baca cerita ini berlanjut hingga dia agak besar, dia tidak akan bisa tidur kalau belum dibacakan cerita. Walaupun saat itu dia belum bisa baca, tapi dia sudah hafal setiap dialog tokohnya hehehe. Ketika dia mulai bisa baca, dia melanjutkan kebiasaan itu dengan membaca sendiri. Dan bukunya terus berkembang sesuai dengan umurnya. Sekarang ini, dia mulai keranjingan baca majalah BOBO.

Kakak juga keranjingann menggambar. Kebiasaan ini mungkin muncul karena saat dia kecil, aku sibuk dengan tugas-tugas kuliah, dan Babahnya juga sibuk dengan berbagai macam papernya, jadi dia cari kesibukan sendiri. Kertas-kertas bekas salah ngeprint aku jadikan satu dan aku kasihkan kakak, di balik kertas itulah kakak menuangkan gambarannya. Bisa jadi juga ini keturunan, karena Babahnya juga suka menggambar. Kegemaran menggambar ini dulu aku jadikan alat untuk mengajarinya mengaji, kalau dia sedang males ngaji. Jadi babahnya menggambar berbagai macam bentuk kendaraan (ini favoritenya) terus di gambaran itu aku tulis lafad-lafad Arab, dan di situlah kakak mau belajar mengaji.

Kakak juga sangat terispirasi dengan Faiz anaknya Helvy Tiana Rosa yang penulis cerpen dan novel. Waktu Faiz baru berumur 7 tahun buku kumpulan puisinya sudah diterbitkan. Kakak sering tiba-tiba menyendiri di pojok kamar, sambil bawa pulpen dan kertas lalu dia menulis semacam puisi. Pertama kali dia buat puisi itu ketika usianya lima tahun dan puisinya tentang aku dan babahnya. Dan aku masih ingat bagian pertama puisinya itu.

Babahku namanya Aslam Saad
Babahku orang Madura
Babahku selalu pergi ke Semarang untuk mengajar.
Mamaku namanya Nihayatul Wafiroh
Mama selalu ke kampus di IAIN Sunan kalijaga



Dia juga sering mendiskripsikan aktifitasku dan babah dalam bentuk tulisan, dan sering kali pula aku membaca nada protesnya dari tulisan itu. Pernah suatu saat dia menulis begini “Teman-temanku enak kalau sekolah selalu ditungguin mamanya.” Ketika aku membaca itu, aku langsung nangis, rasanya DEG. Kemudian aku ajak dia bicara, oya kunci bagi kakak itu adalah ngobrol, semarah or sesebel apapun kalau dia diajak ngobrol dia akan bisa dibilangin dan diajak diskusi. Aku bilang ke dia, bukannya mama tidak mau menemani kakak sekolah, cuman apa perlu mama menungguin kakak di sekolah, kan kakak anak hebat, tidak penakut, tidak suka bertengkar, menurut ke Bu guru, terus kenapa kakak ingin ditemani mama?. Aku juga coba membuka matanya dengan membandingkan dia dengan temen-temennya yang ditungguin mamanya. Aku bilang ke dia, coba lihat temen kakak itu yang selalu ditungguin mamanya, dia mau lari-lari atau loncat-loncat tidak boleh sama mamanya, karena mamanya takut dia jatuh, tapi kalau kakak, siapa yang mau melarang kakak? Kakak bisa main apa aja yang kakak mau, kalaupun kakak nanti jatuh, pasti kakak tidak akan nangis seperti temen-temen lain, karena kakak anak kuat dan hebat. Akhirnya melalui diskusi panjang, dia bisa mengerti juga, dan malah dia jadi sangat bangga karena dia tidak ditungguin mamanya.


Kakak juga terbilang kritis. Dia akan tanya apa aja, ampe temenku Belek hampir give up harus menjawab segudang pertanyaan kakak ketika mengajak dia ke Musium Pesawat terbang hehehhehe. Dulu saat kami masih di Jogja, di daerah Nologaten tempat kami ngontrak rumah (kontraktor bo!!!) masih banyak sawah. Nah di tahun ke dua sebagian sawah-sawah itu berubah menjadi perumahan mewah. Suatu saat aku ajak dia jalan-jalan naik sepeda motor, ketika melewati perumahan itu kakak tanya, “Ma, kenapa sawah-sawah ini dibangunin rumah, terus gimana dengan pak tani?” aku jawab kalau semua orang butuh rumah untuk tidur, dan berlindung dari hujan dan panas. Eh jawaban kakak di luar dugaanku, dia bilang “Kan orang-orang itu bisa menginap di Hotel Ambarukmo, kata mama hotelkan tempat orang menginap. Kasihan pak tari kalau gak punya sawah dia gak bisa kerja, terus gimana makannya? Kita juga gak bisa makan nasi kalau gak ada sawah lho ma.” Sumpeh aku gak bisa jawab ketika dia bilang begitu. Saat itu antara rasa haru dan bersyukur karena Allah memberiku anak yang cerdas dan punya kepedulian tinggi jadi satu, dan aku berdoa semoga pandangannya ini tetap ada hingga saatnya nanti dia harus berjuang untuk membela orang-orang tertindas.


Kecemelangan-kecemelangan kakak ini yang membuatku sangat tidak tega meninggalkan dia di rumah orang tuaku, karena aku takut kekritisan dia tidak mendapat jawaban yang tepat atau malah terkebiri. Aku ingat saat dia berumur 4,5 tahun, dia tanya ke aku kenapa dada mama dan dada babah tidak sama. Aku jawab aja, kalau payudara mama besar karena harus menyusui kakak dan adek (saat itu aku sedang hamil dedek). Eh siangnya saat dia main-main dengan tetanggaku yang punya anak perempuan kecil, kakak bilang “Bu de, besuk dadanya dek Miftah besar ya, karena harus menyusui adek.” Eh tahu tidak reaksi tetanggaku ini, “Hus mas Kavin gak boleh bilang begitu, saru, entar tak bilangin mama lho kalau mas Kavin bilang begitu lagi.” Untungnya kakak tidak menyerah begitu saja, dia membela diri kalau pendapatnya benar, dan dia berusaha meyakinkan Bu de itu dengan mengatakan kalau yang bilangin begitu adalah mama. Mendengar itu, aku keluar dari rumah, dan Bu de tetanggaku itu melaporkan kejadian itu ke aku. Yach… akhirnya aku berusaha menerangkan bahwa kita harus memberikan informasi yang benar ke anak. Walaupun aku tahu Bu de tidak sepakat dengan pendapatku tapi dia terdiam juga mendengar penjelasanku.
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 3:11 PM, | 0 comments

My Room and Flower

Monday, December 18, 2006
Sebenernya aku ini bukan penyuka bunga, kalau lihat bunga bagus aku hanya sebatas mengaguminya, tidak pernah punya keinginan untuk memilikinya or berusaha merawatnya.

Di Hawaii ini semuanya serba bunga. Sudah menjadi pemandangan lumrah melihat perempuan-perempuan menyelipkan bunga di telinganya. Kalau diselipkan di telinga kanan berarti still single, kalau di kiri sudah ada yang punya. LIE (bunga yang dikalungkan di leher) juga menjadi kekhasan tersendiri bagi Hawaii. Cowok pakai baju bunga-bunga juga hal yang biasa. Jadi bisa dikatakan bunga tidak bisa dilepaskan dari Hawaii, eh kebalik Hawaii tidak bisa lepas dari bunga hehhehe.

Walaupun begitu aku tidak pernah tertarik ke bunga, hingga sekitar sebulan or dua bulan yang lalu semua berubah. Dulu itu kamarku tidak bisa dibilang rapi atau dibilang kumuh, ya sedang-sedang saja. Seperti kebiasaanku di rumah, setelah baca aku males mengembalikan ke tempat asalnya. Wes talah sembarangan. Nah, dua bulan lalu, ketika nilaiku kacau balau, aku ngobrol dengan temen cowokku dari Kalimantan, aku tanya ke dia, gimana sih belajar yang oke?, eh dia jawabnya enteng aja, "bersihakan dan rapikan dulu kamarmu." Sumpeh aku sempat mikir, masak sih kamar mempengaruhi mood belajar???. Nih cowok kamarnya ruapi poool dan bersih, Dia menempatkan semuanya di right place, bahkan banyak sekali bunga di kamarnya. Wes talah rapi sekali, aku gak yakin kamar temen cewek juga bisa serapi dia hehheeh.

Dari perkataan dia itu aku mulai berpikir juga, dan akhirnya aku menyimpulkan bagaimana bisa kita betah di kamar kalau kamar kita berantakan. Akhirnya malamnya aku bersihkan kamar semalam suntuk. Mulai milihin barang-barang yang gak kepakai, kertas-kertas bekas dan cari tempat yang bisa menampung barang-barangku dan dapat membuat kamarku kelihatan rapi. Paginya aku pinjam vacuum cleaner, dan mengepel kamarku. Hasilnya luar biasa. Dan aku juga berusaha menuruti saran temenku ini untuk meletakkan buku ke tempat asalnya sehabis membacanya, walaupun saat itu aku sedang ngantuk berat. Dari sini aku sadar, sebenernya menjaga kerapian dan kebersihan itu tidak membutuhkan waktu lama hanya cukup kedisiplinan aja. Dan sekitar sebulan lalu aku mulai mencari botol-botol yang bagus bekas minuman alkohol temen-temen untuk aku jadikan pot bunga, dan aku mengambil beberapa bunga di sekitar dormku, Sejak saat itu aku mulai keranjingan mencari bunga-bunga bagus hhehehe. dan hasilnya silahkan di lihat sekarang kamarku clinggggggg... sumpeh lho tiap harinya kamarku emang cakep kayak gini, bukan hanya karena mau aku foto aja hehehhe.








Walaupun untuk sebagian orang kamarku belum bisa dibilang rapi dan suangat bersih tapi bagiku ini sudah kemajuan luar biasa hehhee.

Oya, pelajaran berharga ini juga aku coba tularkan ke temen lain, salah satunya Ari dan Shakel. Kamar Shakel ini sangat berbeda jauh dengan kamar sebelahnya yang kebetulan adalah kamar temen cowokku yang rapi itu. Kamar shakel sangat..dan sangat... berantakan. Nah seminggu yang lalau, aku dan temenku bongkar kamar shakel, dan aku ajari dia bagaimana meletakkan barang-barangnya hingga cara melipat baju. Maklum di rumahnya banyak perempuan hingga dia gak pernah ngerti gimana cara membersihkan kamar. Begitu juga kamar Ari, aku cerewet ke dia, habis berantakan banget.
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 6:53 AM, | 0 comments

Saman

Sunday, December 17, 2006


Eh Semalam aku dan temen-temen Indonesia lainnya tampil membawakan tarian SAMAN. Ini adalah penampilan pertamaku di Hawaii, bukan hanya di Hawaii sih, lawong sebelumnya aku gak pernah nari, paling-paling dulu waktu TK suka nari terus lama-lama wes malu sendiri. Karena ini kesempatan emas, maksudnya kapan lagi mau pencila'an nari-nari segala kalau bukan di Hawaii heheheh, mumpung gak ada yang tahu, jadi aku sangat semanagat banget.

Kelompok kami ada 9 orang, sebenernya ada banyak cuman yang lainnya pada gak bisa. Acara semalam itu adalah acara tahunan di kantornya Nathalia (anak bontotnya Try sutrisno) terus Lia yang juga termasuk anggota saman, dia ngundang kita untuk tampil, sekalian farewell party buat Lia, karena hari ini dia akan meninggalkan Honolulu dan akan menikah tanggal 21 Januari di Jakarta.

Sebenenrya para pemain sudah sangat siap untuk tampil, ini terlihat ketika latihan. Kami latihan seminggu sekali, dan dilihat hasilnya sudah sangat memuaskan. Terutama aku, lawong aku baru serius latihan 3 kail, itupun karena terdorong rasa penasaran heheh.

Cuman walaupun ketika latihan sudah kelihatan perfect, tapi seringkali hal-hal terburuk gak terpikirkan. Seperti semalam, selama ini sang penyanyi (teteh Neneng) selalu menyanyi pas di depan kita dan dia mengikuti gerakan kita, jadi hitungannya pas, eh semalam itu unpredictable. Teh Neneng nyanyinya di depan dengan pakai mic, dan dia berdiri jadi dia gak bisa ngikuti gerakan kami, dan jarak antara teh Neneng dan penari jauh banget, jadi aba-abanya gak kedengaran. APalagi tempatnya kecil, dan kitakan mainnya duduk di lantai, tapi penontonnya duduk di kursi, wes jadi gak maksimal blas. Kesalahan terjadi berulang-ulang. SUmpeh semua pemain merasa gak puas, terlebih Nadia, dia kelihatan grogi dan merasa sangat bersalah atas ini semua, jadi sehabis tampil dia nangis. padahal kami gak menyalahkan Nadia, dan ini emang bukan salah Nadia, ini kesalahan bersama dan tempat yang gak sesuai dengan perkiraan kami.

By the way, We did a great job dan masih banyak kesempatan lain untuk memperbaiki, terutama nanti ketika festifal International student.

HIDUP SAMANERS

Labels:

 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 2:58 AM, | 0 comments

Dec. 15 will be coming

Friday, December 15, 2006
Although today in Hawaii is still December 14, I've got some messages by sms from my bunda, my sister, and my friends. They say Happy birtday for me. ya.. today in Indonesia is December 15. Ya.. December 15 is my birthday.

Sms mereka menghadirkan kesedihan di hatiku. Ini pertama kalinya aku melewati tanggal 15 Desember tidak di tengah-tengah keluarga dan orang-orang yang aku sayangi. Walaupun sebenernya seperti halnya tahun-tahun sebelumnya tidak ada yang istimewa setiap ultahku tiba, tapi perasaan jauh menghadirkan nuansa yang tak sama.

Memang untuk sebagian orang, ulang tahun bukan hal yang istimewa, bagikupun seperti itu dan aku memang tidak pernah mengharapkan apapun dari orang lain ketika ulang tahun. Cuman memang setiap tanggal 15 Desember aku selalu menyempatkan diri menyendiri dan mencoba menghadirkan kembali apa yang telah aku lakukan selama setahun ini, dan mencoba membangun angan tentang apa yang hendak aku lakukan di kemudian hari. Memang bukan ritual istimewa, tapi aku selalu merasa ada desiran yang lain setiap tanggal 15 Desember hendak datang dan ketika tanggal itu benar-benar datang.

Semoga hari esok lebih baik Amin.

Labels:

 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 9:50 AM, | 0 comments

Spouse or patner?????

Wednesday, December 06, 2006
Sebulan yang lalu, saat aku check up kesehatan reproduksiku, dokter yang memeriksaku tanya ke aku "your spouse in here?", belum sempat aku buka mulut untuk menjawab, dia langsung meralat " I mean your patner". Sebenernya aku gak masalah dengan pertanyan itu, karena pasi jawabanku 'NO", cuman yang menggelitik pikiranku kenapa dokter itu buru-buru mengganti dari "spouse" ke "patner"

Aku pikir ketika dia tanya spouse ke aku sangat wajar, karena sebelumnya aku sudah menceritakn tentang birth control yang aku pakai dan juga proses kehamilan dan melahirkan dua malaikatku itu.

Hingga acara konsultasi itu selesai, di jalan aku masih terus memikirkan itu. Aku baru "ngeh" setelah di jalan aku ketemu sepasang anak muda dan yang perempuannya sedang hamil, mereka waktu itu ngobrol dengan temennya. Temennya sangat supraise ketika melihat perut perempuan itu membuncit " Oh my God, you're pregnant," mungkin karena kedekatan mereka bertiga, si temannya bertanya ke cewek yang hamil itu "So when are you going to be a wife?" sambil tersenyum cewek yang hamil itu menjawab "I think to be patner is enough for us, I don't want to be his spouse". Oalah.....Lagi-lagi cara pandang ketimuranku belum bisa menerima dan figure out sesuatu dari budaya barat.

Di kelasku grammar fiction, muridnya cuman ada 5 orang semuanya cewek, dan keempatnya ada japaness, Yang parah lagi istri teacherku juga dari Japan, Parah tenan. Kelas ini sangat fun, karena kami biasa sharing apa aja di kelas, dan gurunya juga "rodok" sambleng hehhe. Suatu saat suasana di kelas seperti konsultasi pernikahan. Temenku A bilang kalau dia sudah punya anak umurnya 4 tahun, dan sekarang ini anaknya ikut dia di Hawaii, cuman dia pisah dengan suaminya walaupun belum cerai. Dia bilang " for me, single is better." Temen ke duaku sebut saja B. pacar dia adalah American-japaness, dulu pacarnya kerja di Japan dan mereka hidup bersama selama 5 tahun. Cuman sekarang si B ini ingin space yang lebih luas, jadi dia pisah apartement dengan her boyfriend tapi tiap hari tetep ketemu. Temenku yang C, pacarnya dari Korea, dan pacarnya itu juga temenku di language training. C ini sekarang tinggal bersama dengan pacarnya di satu apartement. Yang terahir si D, D ini ke Hawaii karena mengikuti pacarnya, jadi yo mereka tinggal bareng.

Saat giliran aku yang cerita, ternyata mereka lebih terkejut dari pada aku ketika mendengar cerita mereka. Aku bilang ke mereka kalau aku hanya ketemu calon suamiku 3 kali sebelum menikah. Tahu enggak reaksi mereka semuanya MELONGO.... bahkan ada yang serius tanya, " so Ninik, you never ML before marriage?" ehhehheheheheh. mulut mereka tambah berbentuk OOOOO saat aku bilang " I Never touch him".

Di sini memang beda, sesuatu yang kita anggap sangat luar biasa dan unusual di Indonesia, menjadi hal biasa, begitupun sebaliknya.

So... dari sini aku jadi ingat kata temen yang di Ohio, dia bilang " terus di mana surga itu? lawong di sini apa aja yang di larang bisa dilakukan, kan salah satu bukti surga itu adalah semua yang dilarang menjadi di bolehkan". hehheh dasar pekok.

Sekarang terserah individunya dong

Labels:

 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 4:41 AM, | 2 comments

Capek..

Tuesday, December 05, 2006
Mataku terasa sudah mau tertutup aja, cuman aku sekarang masih terduduk di depan laptopku dan diantara tumpukan buku dan artikel yang berserakan.

Banyaknya test yang harus aku jalani selama minggu-minggu ini telah mengalihkanku pada essay yang harus aku submit besuk. Sebenernya outlinenya sudah aku buat sejak 3 minggu lalu, ya karena test yang lain terus berjejalan masuk, aku gak sempat menyentuh tugasku.

Ya tadi sekitar jam 5 sore, aku memaksakan diri untuk mengawali tulisan, dan alhamdulillah semua lancar, hingga pada halaman 3 aku stuck. I have no idea. Akhirnya aku coba telfon ke temenku dan mendiskusikan essay yang aku buat, dan dia kasih advice untuk membaca salah satu buku. Setelah aku search di library online aku menemukan buku itu. AKhirnya jam 8:30 aku lari ke perpustakaan, untungnya di sini perpustakaan buka hingga midnight, jadi gak khawatir. Setelah obrak-abrik sebentar ketemulah buku yang aku cari. Sebelum aku turun di desk serkulasi aku sempat ngobrol dengan Lance dari California. Dia ini penggila makanan Indonesia, dia sering banget minta dimasakin Indonesian food, Dia juga bahasa Indonesianya bagus. Saat itu dia sedang baca buku tentang sejarah Malaya, ini berhubungan dengan researchnya yang akan dilakukan di Sulawesi Tengah next summer, dia akan meneliti tentang bahasa Bajo. Aku teas him, habis dua minggu yang lalu dia bilang kalau dia akan menyelesaiakan tugasnya pada tanggal 1 Desember. Dia ngakak-ngakak ketika aku ingatkan ucapannya itu. Aku heran juga ketika dia ngeluh betapa banyaknya buku yang harus dia baca, padahal itukan bahasa dia. Ketika aku tanya kapan dia akan menyelesaiakan bacaan itu, dia bilang next semester hehehhee. dasar pekok tenan.

Sekarang tulisanku sudah 5 halaman, dan jam di laptopku sudah menunjukkan pukul 11.11 PM, tapi masih ada satu sub judul lagi yang belum aku tulis. Nih aku nulis di blog untuk ngilangin kantuk yang terus merayuku untuk tumbang di bed.

doakan aku bisa nyelesaikan tulisan ini . heheh

Labels:

 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 3:39 PM, | 0 comments

Winter yang Dingin

Sunday, December 03, 2006
WInter mulai datang. Sejak kemarin hujan tidak berhenti. Bahkan kemarin anginnya kuennnnceng banget. Memang Hawaii ini cukup berangin. Apalagi Manoa (tempat univku) berada di daerah pegunungan, terlebih lagi aku tinggal di lantai 12. Kemarin suara angin menderu-deru kayak suara angin terpedo (emang tahu angin terpedu??? hehheh yach paling tidak pernah lihat di TV). Walaupun bunyi angin yang kencang sudah biasa di aku dengar di Hawaii, cuman angin kemarin terbilang sangat kencang. Bayangkan, saat aku mau masuk dapur, aku gak kuat buka pintu karena kuatnya dorongan angin. Temenku dari China harus membantuku membuka pintu, tapi ketika pintu telah terbuka semua barang-barang yang di dapur jadi terbang termasuk tutup panci yang digunakan temenku untuk masak hehhee.

Sejak semalam hujan tidak kunjung berhenti, ini membuat suasana di awal winter semakin dingin.. apalagi gak punya selimut yang bisa bernafas (sapi kale..bisa nafas hehehe). Yang menyebalkan pintu kamar di housingku kemarin di ganti yang baru. Maksudnya sih untuk mengganti pengamanan kuncinya. Kalau dulu kunci yang dipakai seperti card dan di gesek, sekarang tetep seperti card cuman caranya dimasukkan. Nurut staff di housing ku pengamanan di model kunci yang lama masih agak longgar, contoh saja, kalau resident pulang summer tiga bulan dia masih bisa menggunakan key itu untuk membuka pintu kamarnya setelah dia kembali. Tapi kalau model key yang baru ini, andaiakn key itu tidak dipakai selama satu bulan, secara otomatis codenya akan berubah dan key nya sudah tidak bisa dipakai lagi. Yang jadi masalah buatku bukan key barunya, tapi model pintunya. Kalau dulu daun pintunya panjang hingga tidak meberikan ruangan untuk angin masuk lewat bawah pintu, tapi daun pintu sekarang agak cingkrang, jadi angin masih bisa masuk. Dan itu membuat suasana kamarku semakin dingin.

By the way. aku lagi seneng nih, karena testku kemarin sukses. tapi test ini bukan the end of the war, ini cuman the first step untuk masuk the real war. Jadi tetep aja setelah ujian sudah harus buka buku lagi. Ih kalau dulu sehabis test judulnya pengen keluyuran aja... ya ke Baron, Kukup, Paris, atau minimal minum ronde di alun-alun kidul. NGomong-ngomong paris, gimana ya kabarnya sekarang setelah diterjang gempa dan tsunami?. Walaupun aku sangat mencintai paris dengan sejuta kenangan yang tersimpan, tapi kayaknya harus mikir-mikir lagi deh kalau suruh datang ke paris lagi hehehe. Paling juga gak ada temen yang mau nemani hhehehehe.

Oke deh cerita ampe sini dulu. Happy weekend

Labels:

 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 3:24 AM, | 0 comments

Do you want to be crazy????

Friday, December 01, 2006
Ih kasar banget ya bahasaku... Tapi emang bener lho kalau kamu pengen jadi crazy sekolah aja di US.

Terkadang aku nyesel banget kenapa waktu kuliah S1 dulu gak serius hanya celenge'an, sekarang aku benar-benar kena getahnya. Tugas yang never ending, bacaan yang segunung belum lagi masalah utama bahasa yang tak kunjung terselesaikan. Cuman kalau S1 nya sudah serius kapan menikmati kuliah yang selenge'an hehehhe dasar pekok tenan.

Bayangkan sendiri aku yang besar di pesantren dan hampir tidak pernah "bermesraan" dengan bahasa enggris, eh tiba-tiba Allah mengirimkanku ke US, ya mau tidak mau harus pakai bahasa yang sangat asing bagiku. Lawong di transkrip nilai S1 ku satu-satunya nilai C hanya di Bahasa Enggris hehehe, dan lebih parahnya aku memang tidak pernah mau mengulang pelajaran ini, wes biarkan aja tetep C. Karena saat itu aku pikir percuma aja mengulang, paling-paling hasilnya juga sama.

Dulu aku selalu berdoa agar Babah dapat beasiswa ke luar negeri biar aku sebagai istrinya bisa numpang pengalaman ikut hidup di Luar negeri. Eh ternyata Allah membalikkan kenyataan. Aku yang mendapat beasiswa dan suamiku yang bakal follow aku.

Aku mensyukuri ini semua, mungkin kalau aku gak dapat beasiswa ini aku gak pernah bakal terdorong untuk belajar bahasa Enggris. Kalau sekarang..I don't have choice, I should use English everyday.

Terkadang sebel juga ngelihat temen-temen native yang baru baca buku untuk diskusi hari itu di kelas. Bahkan ada temen native yang bilang mengerjakan homework hanya dalam waktu 3 jam. Busyet deh, lawong aku itu ngerjakan satu paper aja bisa seminggu gak selesai. Baca buku referensinya bisa tiga hari, bikin outline sehari, mulai nulis (nih include mumetnya mikir pharaphase, summarize, quot) butuh waktu 3-4 hari, nih lebih mumet lagi kalau sudah mikir plagiat. Karena tahu sendirilah di US ini strick banget tentang plagiat. Belum lagi nanti harus dieditkan di writing workshop untuk memastikan grammarnya fit, coheren dan sebagainya....sebagainya.......

AKu jadi ingat seorang temen dari Tibet namanya Nimabuchi. Bahasa Enggrisnya perfect karna dia masuk di second language program. Untuk masuk departemen ini minimal TOEFLnya 600. Walaupun bahasanya sudah gak masalah, tetep aja dia kalang kabut. Dia pernah bilang "Ninik, mungkin aku akan mati." Aku iseng aja bilang ke dia "Please give me your family's phone number, so if something happens with you, I can call them." hehehheeh dia tambah teriak-teriak.

Aku tinggal di International student hausing jadi hampir semuanya adalah international student dan itu artinya semua punya masalah yang hampir sama dengan aku. Jadi walaupun kamar kami berdekatan or berhadapan belum tentu setiap hari kami bisa ketemu. Lawong aktifitas kita berputar diantara kelas, library, kamar dan kitchen (nih kalau jam makan).

So...Who wants to be crazy??? Please sign up in my blog hehhehee

Labels:

 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 4:02 AM, | 0 comments