SENSITIVE
Thursday, October 25, 2007
Sambil menyelesaikan bacaan buku di Hamilton Library, aku mendengarkan berita di salah satu stasiun TV swasta di Indonesia.
Bacaan buku seketika berhenti ketika mendengar penyiarnya bilang "Politic BANCI," Kata tersebut sebagai ekspresi keambiguan presiden dalam menyikapi masalah pelantikan anggota baru KPU. Mungkin bagi sebagian orang itu kata-kata yang tidak berarti apapun, tapi tidak bagi telingaku. Aku heran kenapa harus menggunakan kata BANCI, padahal jelas-jelas konteksnya saat itu adalah merujuk kondisi politic yang negative. Apakah BANCI itu selalu di asosiasikan dengan hal-hal negative? Bisakah kita bayangkan bagaimana perasaan kawan-kawan yang kebetulan punya orientasi sexual berbeda ketika nama BANCI yang notabene julukan bagi mereka dianggap negative?. Apakah ini sebagai indikasi media belum punya sensivitas terhadap hal-hal seperti ini?
Dalam realita memang masih sangat banyak para jurnalis yang tidak punya sensivitas, terutama sensivitas gender. Miris rasanya perasaanku ketika mendengar dan melihat sosok jurnalis senior yang cara pandangnya masih sangat androcentris,dan belum androgyny. Apakah tidak terlintas dalam pikiran mereka alasan kenapa kamar mandi perempuan lebih banyak barangnya (seperti make up) dari pada kamar mandi laki-laki karena ini imbas permintaan kaum laki-laki yang berlebih pada perempuan?. Siapa sih yang meminta perempuan harus tampil wangi, cantik, putih dan bersih kalau bukan laki-laki? Cara pandang yang menjadikan male view to be centre dalam culture kita, menjadikan semuanya harus berdasarkan pandangan laki-laki termasuk konsep BEAUTIFUL.
Lalu, bila para jurnalis dan media tidak sensitive pada hal ini, bagaimana mungkin posisi perempuan dalam pemberitaan bisa seimbang??
Ah dasar........
Bacaan buku seketika berhenti ketika mendengar penyiarnya bilang "Politic BANCI," Kata tersebut sebagai ekspresi keambiguan presiden dalam menyikapi masalah pelantikan anggota baru KPU. Mungkin bagi sebagian orang itu kata-kata yang tidak berarti apapun, tapi tidak bagi telingaku. Aku heran kenapa harus menggunakan kata BANCI, padahal jelas-jelas konteksnya saat itu adalah merujuk kondisi politic yang negative. Apakah BANCI itu selalu di asosiasikan dengan hal-hal negative? Bisakah kita bayangkan bagaimana perasaan kawan-kawan yang kebetulan punya orientasi sexual berbeda ketika nama BANCI yang notabene julukan bagi mereka dianggap negative?. Apakah ini sebagai indikasi media belum punya sensivitas terhadap hal-hal seperti ini?
Dalam realita memang masih sangat banyak para jurnalis yang tidak punya sensivitas, terutama sensivitas gender. Miris rasanya perasaanku ketika mendengar dan melihat sosok jurnalis senior yang cara pandangnya masih sangat androcentris,dan belum androgyny. Apakah tidak terlintas dalam pikiran mereka alasan kenapa kamar mandi perempuan lebih banyak barangnya (seperti make up) dari pada kamar mandi laki-laki karena ini imbas permintaan kaum laki-laki yang berlebih pada perempuan?. Siapa sih yang meminta perempuan harus tampil wangi, cantik, putih dan bersih kalau bukan laki-laki? Cara pandang yang menjadikan male view to be centre dalam culture kita, menjadikan semuanya harus berdasarkan pandangan laki-laki termasuk konsep BEAUTIFUL.
Lalu, bila para jurnalis dan media tidak sensitive pada hal ini, bagaimana mungkin posisi perempuan dalam pemberitaan bisa seimbang??
Ah dasar........
3 Comments:
« back home
Post a Commentsensitive... bukannya merk testpack, nik? *kabuuuur*
emang nih, laki-laki selalu membuat wanita merasa TIDAK PERCAYA DIRI..
makanya eike benci deh ama laki-laki !! hehehehe
...ngomong2 soal sensitive, jangan2...jangan2..kemarin pas pulang kampung menghasilkan..hihihihi..**KABUR JUGAAAA....nyusul Isma**
makanya eike benci deh ama laki-laki !! hehehehe
...ngomong2 soal sensitive, jangan2...jangan2..kemarin pas pulang kampung menghasilkan..hihihihi..**KABUR JUGAAAA....nyusul Isma**
banci? ya biarin aja..
kalau saya itu banci definisinya = sama dengan tidak bisa punya anak tapi semakin hari semakin banyak populasinya he he he
kalau saya itu banci definisinya = sama dengan tidak bisa punya anak tapi semakin hari semakin banyak populasinya he he he