Ahirnya Semua Normal
Monday, October 16, 2006
Memang benar kata orang, stelah kejadian menyeramkan seperti gempa kemarin, barulah mengalir cerita dari kejadian-kejadian lucu.
Ada temanku yang cerita kalau saat semua orang panik dan berkumpul di lantai bawah, ada seorang cewek china yang minta seprai ke petugas front desk, setelah dapat seprainya dia lari2 di tengah rintik hujan ke balik bunga-bunga di taman, tentu semua orang heran, mau ngapain nih orang. Eh ternyata dia ngambilkan seprai untuk suaminya yang saat turun hanya memakai kolor yang gak layak dipandang banyak orang hahahhahaha.
YAng lebih gila lagi temenku Nelly (nih banyak orang yang salah manggil, karena wajah dan bodinya mirip aku), dia sekamar dengan Sumi dari Malaysia. Memang tinggal mereka bukan di Hale Manoa yang 12 lantai, tapi di Hale Kuahini yang hanya 4 lantai dan tempatnya terpisah dengan Hale Manoa. Ternyata si Nelly dan her roommatenya ini malah gak beranjak dari tempat tidur, mereka hanya bangun dan merasakan gempa sebentar untuk kemudian tidur lage. Ih dasar.
Setelah gempa, Listrik mati, semua orang pada lari menyerbu supermarket untuk aksi borong roti. Untungnya kami yang Moslem sudah sahur, jadi gak sibuk cari makan. Di Hale Manoa hanya beberpa lampu saja yang menyala dengan menggunakan tenaga genset. termasuk yang nyala adalah kamar mandi, walaupun air panasnya gak berfungsi. Gara-gara listrik di kamar mandi on, temen-temen berlomba-lomba mengambil listrik dari kamar mandi dengan menarik kabel panjang dan menancapkannya di cop-copan kamar mandi. Salah satu yang melakukan itu adalah aku hehehe.
Sebenernya hari itu kami warge LEntera (perkumpulan Moslem Indonesia di Hawaii) mau mengadakan buka bersama dan pengajian di apartemennya Ibu Roesman, tapi ditunggu sampai jam 12 siang listrik tidak menyala, akhirnya acara dibatalkan.
Memang benar persaudaraan semakin terasa kental bila setelah musibah. Gara-gara gempa, lampu mati dan acara Lentera dibatalkan, ada beberapa teman dari Indonesia yang berinisiatif mengadakan buka bersama dengan makan seadanya. Wes pokoknya prinsip makan gak makan yang penting kumpul benar-benar kita pegang. Memang benar kalau orang Indonesian lebih bisa survive, karena lebih sering mengalami keadaan susah. Di tengah orang-orang yang bingung mau makan apa karena dapur mati, kita malah bisa bikin banyak masakan mulai gule, kare, kolak, telur dsb. Semua orang yang ngelihat kita sibuk mau party pada bingung, lho listrik mati kok kalian pada buat party sih he2. Mereka tentu tidak pernah membayangkan kalau rice cooker bisa dipakai macam-macam hahaha. Jadi kita semua membuat masakan dengan menarik listrik dari kamar mandi dan masaknya memakai rice cooker.Oke kan???
Alhamdulillah setelah listrik tidak berfungsi selama 12 jam, akhirnya jam 7 malam (saat kita masih menikmati buka puasa) listrik hidup. Untuk hal ini aku sangat mengakui kalau tanggap bencananya HAwaii sangat cepat, gak kayak di Jogja, yang baru nyala setelah 2 hari setelah gempa. Karena listrik hidup, Spontan semua menjerit, wah jadi ingat di pondok he2. Cuman ternyata sebagian dari kami gak menyambut antusias hidupnya lampu ini, karena lampu hidup berarti tidak ada alasan bagi kami untuk tidak submit tugas pada esok harinya, wes gak ada excuse lagi dong hahhha.
Karena setelah buka, makanan yang kami buat masih tersisa, akhirnya kita berjanji untuk sahur bersama di lantai 12. Kebetulan Ari yang malam itu buka di Masjid mendapat berkah banyak makanan sisa dari Masjid, karena saat itu hanya sedikit jama'ah yang datang. JAdilah kita banyak banget makanan. Aku dan teh Neneng juga membuat nasi goreng dan telur Balado sisa buka puasa. Saat sahur itu bukan lagi Indonesian party tapi jadi International Student Party, karena ada Hosam (Mesir), Shakel (India), Tursun dan Khodijah (China) yang ikut gabung makan dengan kami. Wes sueneng buanget, serasa sudah lebaran.
Memang ibadah akan terasa indah di tengah kesulitan untuk menjalankannya dan rasa Nasionalis akan tambah kuat ketika kita jauh dari negara.
Ninik
Pagi sehari setelah Gempa
Ada temanku yang cerita kalau saat semua orang panik dan berkumpul di lantai bawah, ada seorang cewek china yang minta seprai ke petugas front desk, setelah dapat seprainya dia lari2 di tengah rintik hujan ke balik bunga-bunga di taman, tentu semua orang heran, mau ngapain nih orang. Eh ternyata dia ngambilkan seprai untuk suaminya yang saat turun hanya memakai kolor yang gak layak dipandang banyak orang hahahhahaha.
YAng lebih gila lagi temenku Nelly (nih banyak orang yang salah manggil, karena wajah dan bodinya mirip aku), dia sekamar dengan Sumi dari Malaysia. Memang tinggal mereka bukan di Hale Manoa yang 12 lantai, tapi di Hale Kuahini yang hanya 4 lantai dan tempatnya terpisah dengan Hale Manoa. Ternyata si Nelly dan her roommatenya ini malah gak beranjak dari tempat tidur, mereka hanya bangun dan merasakan gempa sebentar untuk kemudian tidur lage. Ih dasar.
Setelah gempa, Listrik mati, semua orang pada lari menyerbu supermarket untuk aksi borong roti. Untungnya kami yang Moslem sudah sahur, jadi gak sibuk cari makan. Di Hale Manoa hanya beberpa lampu saja yang menyala dengan menggunakan tenaga genset. termasuk yang nyala adalah kamar mandi, walaupun air panasnya gak berfungsi. Gara-gara listrik di kamar mandi on, temen-temen berlomba-lomba mengambil listrik dari kamar mandi dengan menarik kabel panjang dan menancapkannya di cop-copan kamar mandi. Salah satu yang melakukan itu adalah aku hehehe.
Sebenernya hari itu kami warge LEntera (perkumpulan Moslem Indonesia di Hawaii) mau mengadakan buka bersama dan pengajian di apartemennya Ibu Roesman, tapi ditunggu sampai jam 12 siang listrik tidak menyala, akhirnya acara dibatalkan.
Memang benar persaudaraan semakin terasa kental bila setelah musibah. Gara-gara gempa, lampu mati dan acara Lentera dibatalkan, ada beberapa teman dari Indonesia yang berinisiatif mengadakan buka bersama dengan makan seadanya. Wes pokoknya prinsip makan gak makan yang penting kumpul benar-benar kita pegang. Memang benar kalau orang Indonesian lebih bisa survive, karena lebih sering mengalami keadaan susah. Di tengah orang-orang yang bingung mau makan apa karena dapur mati, kita malah bisa bikin banyak masakan mulai gule, kare, kolak, telur dsb. Semua orang yang ngelihat kita sibuk mau party pada bingung, lho listrik mati kok kalian pada buat party sih he2. Mereka tentu tidak pernah membayangkan kalau rice cooker bisa dipakai macam-macam hahaha. Jadi kita semua membuat masakan dengan menarik listrik dari kamar mandi dan masaknya memakai rice cooker.Oke kan???
Alhamdulillah setelah listrik tidak berfungsi selama 12 jam, akhirnya jam 7 malam (saat kita masih menikmati buka puasa) listrik hidup. Untuk hal ini aku sangat mengakui kalau tanggap bencananya HAwaii sangat cepat, gak kayak di Jogja, yang baru nyala setelah 2 hari setelah gempa. Karena listrik hidup, Spontan semua menjerit, wah jadi ingat di pondok he2. Cuman ternyata sebagian dari kami gak menyambut antusias hidupnya lampu ini, karena lampu hidup berarti tidak ada alasan bagi kami untuk tidak submit tugas pada esok harinya, wes gak ada excuse lagi dong hahhha.
Karena setelah buka, makanan yang kami buat masih tersisa, akhirnya kita berjanji untuk sahur bersama di lantai 12. Kebetulan Ari yang malam itu buka di Masjid mendapat berkah banyak makanan sisa dari Masjid, karena saat itu hanya sedikit jama'ah yang datang. JAdilah kita banyak banget makanan. Aku dan teh Neneng juga membuat nasi goreng dan telur Balado sisa buka puasa. Saat sahur itu bukan lagi Indonesian party tapi jadi International Student Party, karena ada Hosam (Mesir), Shakel (India), Tursun dan Khodijah (China) yang ikut gabung makan dengan kami. Wes sueneng buanget, serasa sudah lebaran.
Memang ibadah akan terasa indah di tengah kesulitan untuk menjalankannya dan rasa Nasionalis akan tambah kuat ketika kita jauh dari negara.
Ninik
Pagi sehari setelah Gempa
2 Comments:
« back home
Post a CommentMbak Ninik, salamkenal.. numpang baca-baca.. seneng bisa tau lebih jauh ttg Hawaii.. hati2 ya Mbak.. sukses... sering posting ya...
Buat Giel, Salam kenal juga, senang sekali anda bisa menyambangi blog saya. Thanks atas doanya. God Bless you too