Tampang TKW: 2nd

Sunday, February 03, 2008
Pada postingan lalu, aku sudah cerita pengalaman "lucu plus menjengkelkan" dari tampang TKW ku. Ternyata aku baru ingat kalau wajah TKW sudah lekat denganku sejak sebelum aku berangkat ke US.

Pertengahan tahun 2005, saat aku ketrima beasiswa Ford Foundation, aku mengurus akte kelahiran berbahasa enggris. At the time, di kantor kependudukan Banyuwangi belum tersedia double languages untuk birth certificate. Setalah aku dilempar ke sana-kemari di kantor urusan kependudukan *biasalah gaya Indonesia* akhirnya aku disuruh menghadap kepala bagian pengurusan akte lahir.

Saat masuk ruangan kepala bagian tersebut *yang jelas aku lupa nama dan wajahnya*, dia bertanya keperluanku. Setelah aku jelaskan bahwa aku membutuhkan akte kelahiran berbahasa enggris *tanpa bilang bahwa itu untuk keperluan sekolah*, bapak tersebut dengan senyum menggoda bilang, "Mbak-mbak, apa sudah tidak ada lagi yang bisa dikerjakan di Blokagung, sampe harus pergi jauh-jauh ke luar negeri. Kasus TKW di luar negeri itu enggak selalu seneng lho *bla..bla....* nanti lah hubungi saya, mungkin saya bisa bantu cari kerja" dia mengakhiri ucapannya sambil mengedipkan sebelah mata ke aku. AMpun dehhhhhhh

Mendapat perlakuan yang kurang ajar, langsung deh aku keluarin surat penerimaan beasiswaku yang kebetulan berbahasa enggris. Melihat surat tersebut, bapak itu bengong, "Apa Pak? enggak bisa baca ya? aduh pak kasihan, bahasa enggris kayak gini aja enggak bisa mengartikan. Nih lihat dibagian yang dihitamkan, itu artinya SELAMAT ANDA MENDAPAT BEASISWA DARI IFP," cerocosku sambil tak kalah sengit.

Mendapat perlakuan tak terduga, tentu wajah bapak tersebut berubah jadi merah karena marah *plus malu kali ya hehe*. Tanpa ba-bi-bu lagi, dia teken tanda tangan di birth certificateku untuk ligalisir, dan buru-buru menyerahkannya ke aku.

Basically, aku tidak apa-apa dipandang dan dianggap sebagai TKW. Bagiku TKW itu adalah perempuan-perempuan yang luar biasa, bahkan Eni Kusuma TKW asal Banyuwangi bisa menerbitkan buku "Anda Luar Biasa" yang sangat luar biasa pula. Cuman aku tidak sepakat sekali terhadap pandangan remeh orang-orang terhadap TKW. Kenapa sih mereka tidak bisa menghargai orang yang berjuang demi keluarganya? Kenapa sih mereka tidak pay attention dengan orang-orang yang tidak pernah mau menyerah untuk berusaha?

Sekali lagi STOP KEKERASAAN TERHADAP TKW
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 5:01 PM, |

1 Comments:

  At 2:21 PM Blogger isma said:
Nico, coba pengalamanmu ini kamu kirimkan ke surat pembaca... biar membuka pikiran orang tentang TKI dan ndak apriori dulu sama org meskipun wajahnya khas TKI... (hihi...)