"Om, Aku S3 lho"
Friday, October 23, 2009
Terhitung sejak sehabis lebaran kemarin, di rumah Jogja aku tidak memiliki orang yang membantuku. benar-benar terasa berat, karena suamiku mulai senin-kamis harus ngajar di Semarang. Apalagi Senin-kamis adalah jam-jam sekolah yang penuh. Yang menjadi permasalahan adalah untuk mengkompromikan jam kuliahku dan jam sekolah Dedek Mirza. Memang sih ada adekku Zulfi, tapi pada hari-hari terntu dia juga tidak bisa aku mintai tolong untuk menjaga Dedek.
Jadi selama hampir tiga minggu ini, Dedek Mirza selalu ikut aku masuk kelas. Beruntung classmatesku adalah orang-orang yang sudah tidak muda lagi, jadi mereka paham bagaimana kesibukan orang yang berumah tangga yang sampai mengharuskanku masuk kelas dengan membawa anak. Dosen-dosenku juga fine-fine aja tuh.
Karena seringnya ikut aku di kelas, kawan-kawan di kelas dan dosen-dosen sudah kenal dedek. Alhamdulilah dedek enjoy aja, walaupun sering kali berisik saat di kelas, maklum namanya juga anak kecil gak bakal betah 2,5 jam duduk manis, pasti ada saatnya dia bete dan keluar-masuk kelas.
Hari Senin dan Selasa hari paling berat buatku, karena kuliahku mulai jam 10.30 sampai 15.30, lalu dilanjutkan dengan kerja di library mulai jam 16.00-19.00. Bisa bayangkan betapa remuk dan rendamnya badan. Apalagi sepulangnya ke rumah, masih harus nyuci, nyetrika, jadilah benar-benar bisa istirahata di atas jam 12 malam.
Hari senin kemarin, Dedek Mirza tidak seperti biasanya, dia gak mau dijemput Zulfi yang baru pulang kuliah. Dia maunya dengan mama. Jadilah dia ikut di kelas mulai pagi sampe malam. Karena aku harus kerja. Waktu yang sempit antara jam keluar kelasku dan jam kerja membuat aku gak sempat ngapa-ngapain. Dedek gak mandi sore, makan malam terlambat, sampe di kelas tertidur. Duh tuhan, benar-benar merasa jadi ibu yang tidak berguna sama sekali telah menelantarkan anak. Berulang kali aku minta maaf ke Dedek dengan air mata yang menetes, dan dia bilang "No problem ma."
Ada beberapa kejadian lucu saat dia ikut di kelas. waktu itu kelas History and Religion In Indonesia. Prof. Djoko Suryo menerangkan tentang resources yang bisa digunakan untuk menganalisis sejarah. Pas Prof. Djoko bilang "historical resources." Eh dedek Mirza langsung comentar "Hehhe kok sosis tho." Dubrakkk dehhhh, seluruh kelas senyum-senyum nahan ketawa.
Di lain waktu, saat Ibu Wening menerangkan tentang Religion and Poverty, Ibu wening bilang "Every........," eh Dedek Mirza nambahi "Every thing." hehhehe
Hari Rabu minggu lalu, Dedek Mirza tidak sekolah TK, karena tidak ada yang jemput ke sekolah, makanya sejak pagi aku bawa ke campus. Beberapa teman bilang, "Gak apa-apa dek gak sekolah TK, tapi kan udah sekolah S3." hehehhee
Mungkin karena komentar itu, jadi dia sok merasa jadi bagian dari kelas S3. Pernah seorang kawan tanya ke Dedek Mirza, "Dek kelas berapa?"
Tau tidak jkawaban dedek ???
"OM, Aku itu S3."
Dubrakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
Jadi selama hampir tiga minggu ini, Dedek Mirza selalu ikut aku masuk kelas. Beruntung classmatesku adalah orang-orang yang sudah tidak muda lagi, jadi mereka paham bagaimana kesibukan orang yang berumah tangga yang sampai mengharuskanku masuk kelas dengan membawa anak. Dosen-dosenku juga fine-fine aja tuh.
Karena seringnya ikut aku di kelas, kawan-kawan di kelas dan dosen-dosen sudah kenal dedek. Alhamdulilah dedek enjoy aja, walaupun sering kali berisik saat di kelas, maklum namanya juga anak kecil gak bakal betah 2,5 jam duduk manis, pasti ada saatnya dia bete dan keluar-masuk kelas.
Hari Senin dan Selasa hari paling berat buatku, karena kuliahku mulai jam 10.30 sampai 15.30, lalu dilanjutkan dengan kerja di library mulai jam 16.00-19.00. Bisa bayangkan betapa remuk dan rendamnya badan. Apalagi sepulangnya ke rumah, masih harus nyuci, nyetrika, jadilah benar-benar bisa istirahata di atas jam 12 malam.
Hari senin kemarin, Dedek Mirza tidak seperti biasanya, dia gak mau dijemput Zulfi yang baru pulang kuliah. Dia maunya dengan mama. Jadilah dia ikut di kelas mulai pagi sampe malam. Karena aku harus kerja. Waktu yang sempit antara jam keluar kelasku dan jam kerja membuat aku gak sempat ngapa-ngapain. Dedek gak mandi sore, makan malam terlambat, sampe di kelas tertidur. Duh tuhan, benar-benar merasa jadi ibu yang tidak berguna sama sekali telah menelantarkan anak. Berulang kali aku minta maaf ke Dedek dengan air mata yang menetes, dan dia bilang "No problem ma."
Ada beberapa kejadian lucu saat dia ikut di kelas. waktu itu kelas History and Religion In Indonesia. Prof. Djoko Suryo menerangkan tentang resources yang bisa digunakan untuk menganalisis sejarah. Pas Prof. Djoko bilang "historical resources." Eh dedek Mirza langsung comentar "Hehhe kok sosis tho." Dubrakkk dehhhh, seluruh kelas senyum-senyum nahan ketawa.
Di lain waktu, saat Ibu Wening menerangkan tentang Religion and Poverty, Ibu wening bilang "Every........," eh Dedek Mirza nambahi "Every thing." hehhehe
Hari Rabu minggu lalu, Dedek Mirza tidak sekolah TK, karena tidak ada yang jemput ke sekolah, makanya sejak pagi aku bawa ke campus. Beberapa teman bilang, "Gak apa-apa dek gak sekolah TK, tapi kan udah sekolah S3." hehehhee
Mungkin karena komentar itu, jadi dia sok merasa jadi bagian dari kelas S3. Pernah seorang kawan tanya ke Dedek Mirza, "Dek kelas berapa?"
Tau tidak jkawaban dedek ???
"OM, Aku itu S3."
Dubrakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk