Gus Dur, Selamat Jalan

Friday, January 01, 2010
Tanggal 30 Desember aku menerima tamu dari Hawaii, seorang staff East West Centre (EWC), Namji, dia datang denga anaknya yang berumur 14 tahun, namanya Clear. Mereka datang jam 12.30 siang, lalu kami dengan membawa mobil dari Jogja menuju Jombang. Tamuku ini mendapat undangan untuk mengikuti Haflah Ma'iyah se Nusantara oleh Emha Ainun Najib (Cak Nun) di Sumobito, Peterongan, Jombang.

Dalam perjalanan ke Jombang, ada sms dari adekku yang mengabarkan tentang kabar wafatnya Gus Dur. aku langsung check di detik.com, ternyata benar. Duka yang mendalam langsung menggelayuti. Seketika semua memori akan pertemuan-pertemuanku dengan Gus Dur dan juga keluarganya langsung berkelebat dalam pikiranku.

Nyampek Jombang jam 9 malam, meletakkan barang-barang di Hotel lalu langsung berangkat ke Sumobito tempat acara. Ma'iyah adalah pengajian/perkumpulan yang diadakan Cak Nun di beberapa tempat di Indonesia, dan malam itu adalah Haflah Ma'iyah se-nusantara. Anggota Ma'iyah dari Mandar, Sulawesi juga ada yang datang. Ada ratusan orang yang berkumpul malam itu. Beberapa bule juga terlihat. Group Letto juga lengkap.

Saat aku datang mereka sedang melakukan sholat Ghoib untuk Gus Dur. Sepanjang acara Cak Nun dan Kyai Kanjengnya selalu menyelipkan doa untuk Gus Dur. Bagi masyarakat Jombang tentu sangat berduka. Gus Dur merupakan putra Jombang yang luar biasa. Lahir dari pasangan yang hebat. Ibu Nyai Sholehah (Ibu Gus Dur) adalah putra Kyai Bisri Samsuri pengasuh dari salah satu pondok terbesar di Jombang, namanya Pondok Denanyar. Aku dulu pernah mondok di situ tapi cuman sebulan karena gak kerasan . Abah Gus Dur Kyai Wahid adalah putra dari Kyai Hasyim Asya'ari pendiri NU dan pengasuh Pondok pesantren Tebuireng. Gus Dur pernah tinggal dan sekolah bersama bibi beliau, Ibu Nyai Musyarofah, pengasuh pondok pesantren Al-Fathimiyyah, Tambakberas, Jombang. Aku menghabiskan waktu 4 tahun di pesantren ini. Gus Dur bertemu dengan Ibu Sinta Nuriyyah juga di pesantren ini. Saat itu Gus Dur mengajar di pondok ini dan Ibu Sinta santri yang sedang belajar di sini.

Acara haflah Ma'iyah biasa berlangsung hingga pagi, ketika kami balek ke hotel jam 1.30 dini hari acara masih berlangsung. sepanjang perjalanan dari Sumobito ke Hotel yang terletak di tengah kota Jombang terlihat mobil polisi berlalu lalang. Di beberapa masjid dan mushola banyak berkumpul orang, mereka memanjatkan doa untuk Gus Dur. Kehilangan yang besar untuk JOmbang.

Pagi jam 8 kami keluar dari hotel dan menuju Pondok Pesantren Darul Ulum di peterongan, tamuku akan mengisi pertemuan guru-guru Bahasa Inggris di pesantren tersebut. Dalam perjalanan 15 menit itu terlihat bendera setengah tiang sudah mulai dikibarkan di beberapa rumah. Polisi juga mulai menjaga jalan.

Kami mempercepat acara di Darul Ulum karena kami takut tidak bisa keluar dari JOmbang. Jam 11.30 kami keluar dari pesantren. Jalan utama Surabaya-Jombang sudah sangat padat. Sistem buka-tutup sudah diterapkan. Bahkan di perempatan dekat stasiun Jombang jalan yang menuju arah ke Tebuireng sudah di tutup. Di pinggir jalan masyarakat sudah berjubel untuk memberikan sambutan terahir ke Gus Dur. Sekolah-sekolah di sekitar jalan yang akan dilewati oleh jenazah Gus Dur diliburkan dan murid-muridnya berjejer di pnggir jalan.

Sebenarnya dalam hati terdalamku, aku pengen sekali ta'ziah ke Tebuireng. Pengalaman bertemu dengan Gus Dur, darah Nahdliyin, dan kekaguman akan pemikiran Gus Dur meninggalkan duka yang mendalam, menjadikan keinginan untuk memberikan penghormatan terahir ke Gus Dur sangat menggebu. Tapi, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku datang ke Jombang untuk mengantarkan tamu, sedangkan tamu buleku ini tentu tidak ada kepentingan sama sekali untuk ta'ziah ke Gus Dur, apalagi jadwal dia sangat padat. Saat semua orang berbondong-bondong ke Jombang, aku malah berusaha menerobos keramaian orang untuk meninggalkan JOmbang hiksss sedih banget . Pengeeeeeeeeeeeeen banget bergabung dengan banyak orang menunggu jenazah Gus Dur, tapi I couldn't make it....
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 9:54 AM, |

4 Comments:

gusdur memang sosok yang sangat bijaksana dan adil , semoga amal ibadahnya diterima alloh SWT .
Terimakasih informasinya mantap
Terimakasih, Semoga Bermanfaat
Terimakasih, Semoga Bermanfaat