Do you want to be crazy????
Friday, December 01, 2006
Ih kasar banget ya bahasaku... Tapi emang bener lho kalau kamu pengen jadi crazy sekolah aja di US.
Terkadang aku nyesel banget kenapa waktu kuliah S1 dulu gak serius hanya celenge'an, sekarang aku benar-benar kena getahnya. Tugas yang never ending, bacaan yang segunung belum lagi masalah utama bahasa yang tak kunjung terselesaikan. Cuman kalau S1 nya sudah serius kapan menikmati kuliah yang selenge'an hehehhe dasar pekok tenan.
Bayangkan sendiri aku yang besar di pesantren dan hampir tidak pernah "bermesraan" dengan bahasa enggris, eh tiba-tiba Allah mengirimkanku ke US, ya mau tidak mau harus pakai bahasa yang sangat asing bagiku. Lawong di transkrip nilai S1 ku satu-satunya nilai C hanya di Bahasa Enggris hehehe, dan lebih parahnya aku memang tidak pernah mau mengulang pelajaran ini, wes biarkan aja tetep C. Karena saat itu aku pikir percuma aja mengulang, paling-paling hasilnya juga sama.
Dulu aku selalu berdoa agar Babah dapat beasiswa ke luar negeri biar aku sebagai istrinya bisa numpang pengalaman ikut hidup di Luar negeri. Eh ternyata Allah membalikkan kenyataan. Aku yang mendapat beasiswa dan suamiku yang bakal follow aku.
Aku mensyukuri ini semua, mungkin kalau aku gak dapat beasiswa ini aku gak pernah bakal terdorong untuk belajar bahasa Enggris. Kalau sekarang..I don't have choice, I should use English everyday.
Terkadang sebel juga ngelihat temen-temen native yang baru baca buku untuk diskusi hari itu di kelas. Bahkan ada temen native yang bilang mengerjakan homework hanya dalam waktu 3 jam. Busyet deh, lawong aku itu ngerjakan satu paper aja bisa seminggu gak selesai. Baca buku referensinya bisa tiga hari, bikin outline sehari, mulai nulis (nih include mumetnya mikir pharaphase, summarize, quot) butuh waktu 3-4 hari, nih lebih mumet lagi kalau sudah mikir plagiat. Karena tahu sendirilah di US ini strick banget tentang plagiat. Belum lagi nanti harus dieditkan di writing workshop untuk memastikan grammarnya fit, coheren dan sebagainya....sebagainya.......
AKu jadi ingat seorang temen dari Tibet namanya Nimabuchi. Bahasa Enggrisnya perfect karna dia masuk di second language program. Untuk masuk departemen ini minimal TOEFLnya 600. Walaupun bahasanya sudah gak masalah, tetep aja dia kalang kabut. Dia pernah bilang "Ninik, mungkin aku akan mati." Aku iseng aja bilang ke dia "Please give me your family's phone number, so if something happens with you, I can call them." hehehheeh dia tambah teriak-teriak.
Aku tinggal di International student hausing jadi hampir semuanya adalah international student dan itu artinya semua punya masalah yang hampir sama dengan aku. Jadi walaupun kamar kami berdekatan or berhadapan belum tentu setiap hari kami bisa ketemu. Lawong aktifitas kita berputar diantara kelas, library, kamar dan kitchen (nih kalau jam makan).
So...Who wants to be crazy??? Please sign up in my blog hehhehee
Terkadang aku nyesel banget kenapa waktu kuliah S1 dulu gak serius hanya celenge'an, sekarang aku benar-benar kena getahnya. Tugas yang never ending, bacaan yang segunung belum lagi masalah utama bahasa yang tak kunjung terselesaikan. Cuman kalau S1 nya sudah serius kapan menikmati kuliah yang selenge'an hehehhe dasar pekok tenan.
Bayangkan sendiri aku yang besar di pesantren dan hampir tidak pernah "bermesraan" dengan bahasa enggris, eh tiba-tiba Allah mengirimkanku ke US, ya mau tidak mau harus pakai bahasa yang sangat asing bagiku. Lawong di transkrip nilai S1 ku satu-satunya nilai C hanya di Bahasa Enggris hehehe, dan lebih parahnya aku memang tidak pernah mau mengulang pelajaran ini, wes biarkan aja tetep C. Karena saat itu aku pikir percuma aja mengulang, paling-paling hasilnya juga sama.
Dulu aku selalu berdoa agar Babah dapat beasiswa ke luar negeri biar aku sebagai istrinya bisa numpang pengalaman ikut hidup di Luar negeri. Eh ternyata Allah membalikkan kenyataan. Aku yang mendapat beasiswa dan suamiku yang bakal follow aku.
Aku mensyukuri ini semua, mungkin kalau aku gak dapat beasiswa ini aku gak pernah bakal terdorong untuk belajar bahasa Enggris. Kalau sekarang..I don't have choice, I should use English everyday.
Terkadang sebel juga ngelihat temen-temen native yang baru baca buku untuk diskusi hari itu di kelas. Bahkan ada temen native yang bilang mengerjakan homework hanya dalam waktu 3 jam. Busyet deh, lawong aku itu ngerjakan satu paper aja bisa seminggu gak selesai. Baca buku referensinya bisa tiga hari, bikin outline sehari, mulai nulis (nih include mumetnya mikir pharaphase, summarize, quot) butuh waktu 3-4 hari, nih lebih mumet lagi kalau sudah mikir plagiat. Karena tahu sendirilah di US ini strick banget tentang plagiat. Belum lagi nanti harus dieditkan di writing workshop untuk memastikan grammarnya fit, coheren dan sebagainya....sebagainya.......
AKu jadi ingat seorang temen dari Tibet namanya Nimabuchi. Bahasa Enggrisnya perfect karna dia masuk di second language program. Untuk masuk departemen ini minimal TOEFLnya 600. Walaupun bahasanya sudah gak masalah, tetep aja dia kalang kabut. Dia pernah bilang "Ninik, mungkin aku akan mati." Aku iseng aja bilang ke dia "Please give me your family's phone number, so if something happens with you, I can call them." hehehheeh dia tambah teriak-teriak.
Aku tinggal di International student hausing jadi hampir semuanya adalah international student dan itu artinya semua punya masalah yang hampir sama dengan aku. Jadi walaupun kamar kami berdekatan or berhadapan belum tentu setiap hari kami bisa ketemu. Lawong aktifitas kita berputar diantara kelas, library, kamar dan kitchen (nih kalau jam makan).
So...Who wants to be crazy??? Please sign up in my blog hehhehee
Labels: Winter Sudah datang
0 Comments:
« back home
Post a Comment