About My Nervous
Monday, December 03, 2007
Akhirnya paper yang aku geluti sejak dua minggu lalu hari ini bisa selesai. Kalau mau jujur bikin paper kali ini membuatku berdarah-darah. Mungkin topic yang aku ambil tentang "Buddhism and Women in Thailand" adalah sesuatu yang baru. Ini pertama kalinya aku belajar tentang Buddhism, dan aku juga belum pernah belajar dan mengunjungi Thailand. Jadi dalam hal ini aku harus belajar tiga hal: Buddhism, Women, dan Thailand. Disamping itu bulan ini adalah akhir untuk fall semester, jadi tugas semua numpuk. Di kelas lain aku nulis tentang "Hinduism and Menstrual Taboos." Tapi tugas tentang Buddhism and Women in Thailand adalah yang paling berat, disamping level kelasnya paling tinggi (ASAN 600S), namun juga jumlahnya paling banyak. Lagian untuk Menstrual taboos, waktu skripsi dulu aku sudah pernah menulis, walaupun dalam Islamic perspective.
Beberapa hari lalu saat aku nulis paper di kelas ASAN 600S itu, aku down banget. Aku merasa sangat-sangat capek secara lahir dan bathin. Malamnya aku begadang ampe jam 4 pagi. Paginya aku puasa, jadi badan tambah lemes. Saat aku down itu, aku nangis-nangis. Pengen marah tapi enggak ngerti mau marah ke siapa. Mau menyerah, enggak bisa. Mau minta tolong ngerjain, juga enggak mungkin. Jadi deh aku nangis-nangis sambil telfon seorang teman yang ada di dormku. Kita memang selalu menguatkan. Kalau dia sedang down, dia pasti larinya juga ke aku. Saat habis aku telfon dia itu, aku sangat berharap dia bisa datang ke kamarku. Tapi dia enggak datang. Keesokan harinya *walaupun saat itu aku sudah baikan* aku samperin dia ke kamarnya. Aku damprat dia, karena saat aku butuh teman dia enggak datang. Padahal setiap kali dia down aku selalu datang menguatkan dia di kamarnya. Saat aku marahin dia bilang "Hai Ninik. emang kamu perempuan lemah apa? hingga cuman masalah kayak gini aja aku harus datang ke kamarmu", Mendengar jawaban dia. Aku sempat berpikir keras. Benar juga kata dia. Aku bukan orang lemah, dan nyatanya walaupun tanpa kedatangan dia, aku juga bisa menyelesaiakn sendiri kegundahan hatiku.
Hari ini aku sudah menyelesaiakn tugas ASAN 600S, tapi aku engak confident dengan hasil tulisanku. Aku coba telfon classmateku yang asli Amerika namanya Chris. Aku cerita ke dia kalau aku engak PeDe banget dengan hasilku, terlebih dari 4 classmatesku yang ngambil soal Thailand, hanya aku yang belum pernah ke Thailand, dan hanya aku yang bukan American. Chris emang jadi langganan curhatku or tempat bertanyaku terutama untuk pelajaran di departmentku. Saat aku bilang, paperku udah selesai dan aku nulis sekitar 28 pages. Dia kaget *entah kaget beneran or cuman menghiburku* dia bilang kalau dia sendiri baru nulis sekitar 10 halaman, bahkan dia mungkin akan mintan extent time ke Profesorku. Dia juga menambahkan kalau 28 pages itu amazing terlebih bagiku yang second language. Dia tidak lupa ngasih masukan-masukan untuk analisis paperku. Oh God, Thanks Chris, you make me better.
ya ternyata, masih banyak teman yang selalu ada buat kita
2 Comments:
mb ninik...chayo...keep up the spirit alive...hehe
smoga sukses yah mbak.. tetep semangat..!!!