PROUD OF YOU IBU

Saturday, September 01, 2007


Pagi ini tema di kelasku tentang Women and Islam. Tema ini melanjutkan diskusi hari Rabu kemarin dengan tema yang sama. Last Wednesday, kelas kami kedatangan seorang feminis dari Pakistan, Dr Azra Zehra. Dia Doctor dari university of Hawaii juga.

Hari ini profesor Nancy L. Kleiber menyuruhku untuk berbicara soal women and Islam in Indonesia. Walaupun speakingku masih belebotan *terutama setalah 3 bulan enggak pernah ngomong Enggris di Indonesia*, aku berusaha menjelaskan dan menjawab beberapa pertanyaan teman-teman kelasku.

Satu hal yang aku omongkan dan itu membuat semua teman kelasku melongo adalah bahwa "IBUKU HAFAL AL-QURAN" Entahlah mungkin untuk sebagian orang aku norak, tapi aku mengucapkan itu dengan bangga, ya.. bangga sekali. Walaupun Ibu menikah pada umur 13 th, dan hanya tamat SD, tapi ibuku tidak pernah kendor semangatnya untuk belajar. Buktinya beliau mulai menghafalkan Quran ketika sudah punya anak 3, dan ternyata pula beliau hanya butuh waktu 3 tahun untuk menyelesaikannya. Teman-teman sangat kaget bahwa ada orang yang mau dan bisa menghafalkan al-Quran. Aku jelaskan, Ibuku bukan hanya menghafal Quran, tapi ibuku juga bisa Bahasa Arab pasif, jadi at least dia mengerti arti kalimat-kalimat yang ada di al-Quran.

Ibuku juga tidak pernah malu untuk belajar. Sering kali Ibuku tanya ke aku, ke suamiku maupun ke adek-adekku tentang banyak hal. Beliau juga rajin pergi ke Gramedia untuk membeli buku yang akan menambah wawasannya. Beliau juga tidak malu belajar kitab ke Abahku sebelum beliau mengajarkan ke santri-santri, walaupun saat itu ada anak-anaknya. Malah kadang kala Ibuku minta diajari anakku yang pertama cara mengoperasikan komputer *at least membuka dan mematikan komputer*.

Ada kejadian lucu, saat Ibu Shinta Nuriyyah datang ke rumahku dan mendengar sambutan Ibuku, Ibu Shinta berpikir kalau Ibuku itu sarjana. Ibu Shinta begitu kaget ketika aku bilang ibuku hanya lulusan MI dari almamater yang sama dengan Ibu Shinta.

Ibuku juga sangat klop dengan anak-anaknya, terutama untuk urusan baju dan shopping. Maklum aku dan Ibuku hanya terpaut 15 tahun, jadi kami lebih sering seperti kakak-adik. Terlebih 3 dari 4 anak Ibu adalah perempuan semua. Jadi terkadang Abah sebel banget kalau tahu aku dan adek-adekku memakai barang-barang Ibu, seperti Jilbab, make up, sarung, dan sandal hehhe.

Bagi anak-anakku Ibuku bukan seperti neneknya, disamping memang anak-anakku memanggilnya tetap "Ibu", tapi juga karena kedekatan mereka dan perlakuan Ibu ke anak-anakku, jadi Ibuku sudah seperti Ibu bagi anak-anakku juga. Sering kali adekku yang kecil *sekarang kelas I MTSN* rebutan Ibu dengan anakku yang kecil hehhe.

Setelah keluar kelas aku langsung sms ke Ibu, "Ibu, saya bangga dengan Ibu, saya sangat sayang dengan Ibu." Aku tahu tidak ada yang lebih menyenangkan hati seorang Ibu, selain kasih sayang anak-anaknya.Yang jelas, Ibu adalah sumber inspirasi yang tidak pernah padam bagiku.
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 12:10 PM, |

2 Comments:

subhanallah...what an ispiring woman ur mom is!

smg kita bs mencontoh niat belajarnya yg tak pnh putus termakan usia..

btw, seru ya karo ibune mung beda 15 thn, mb nik kudu jaga pnampilan tuh, jgn2 tar kalah lagi ama ibu..hehhehehe...*kidding*
  At 10:09 AM Blogger isma said:
coba nico, kamu bilang hafal qur'annya di masyitoh B 1, alah!
ntar dikiranya, ning nik nglindur po yo hehe...
kalo saja nggak di hawai, mgkin km hrs menunggu momen yg lain utk bisa kirim sms amazing itu...