Face of Muhammad
Friday, September 12, 2008
Aku mengambil kelas Islamic Philosophy dengan Dr. Tamara Albertini, seorang American yang pinter berbahasa Arab dan ahli filsafat Islam. Basically, di kelas ini aku ingin melihat bagaimana seorang America melihat filsafat Islam. Sekaligus di kelas ini aku pengen mereview pelajaran tentang filsafat Islam yang pernah aku dapat di S1 dulu.
Walaupun secara keseluruhan yang disampaikan oleh Albertini bukan new things bagiku, tapi tetep aja menarik mengikuti diskusi di kelas. Tadi ada seorang kawan yang bertanya tentang bagaimana face of Muhammad. Albertini menunjukkan beberapa gambar yang menceritakan ketika Muhammad dilahirkan, terus ada juga gambar Muhammad ketika melakukan Isra' Mi'raj, dan gambar facenya Muhammad yang agak jelas yaitu gambar yang menunjukkan ketika Muhammad mengangkat hajar aswad dan meletakkannya di kain yang dipegang oleh beberapa orang dari suku-suku yang ada di Makkah. Albertini mendapatkan gambar-gambar tersebut dari berbagai manuscrip yang tersebar di perpustakaan Eropa dan US.
Saat itu aku langsung teringat guru mengajiku di desa dulu yang mengatakan bahwa wajah Muhammad tidak bisa digambarkan, karena Muhammad adalah the perfect person in the world. Guru mengajiku bahkan berani mempersentasikan kecakapan Nabi Muhammad. Menurut Beliau, kegantengan Muhammad itu adalah setengah dunia, sedangkan Nabi Yusuf seperempat dunia, lalu seperempat lainnya dibagikan ke seluruh umat manusia. Jadi usaha menggambarkan Muhammad bisa dikategorikan sebagai bentuk pelecehan terhadap Muhammad, sebab Muhammad diyakini pasti jauh lebih sempurna dari gambaran tersebut. Bahkan menurut guru ngajiku tersebut membayangkan wajah Muhammad aja kita tidak mampu. Dan sepertinya pandangan tersebut yang banyak di pegang oleh umat Islam di Indonesia, jadi sangat wajarlah ketika ada kartun tentang Muhammad, terlebih kartun tersebut sangat mendiskriditkan Muhammad, umat Islam langsung murka. Aku sendiri secara personal belum pernah menemukan rujukan yang bisa jadi reference hukum menggambar wajah Muhammad, dan hingga kini aku juga tidak tahu rujukan yang dipakai guru ngajiku tersebut.
Wah gimana ya kira-kira reaksi guru ngajiku kalau mengetahui Muhammad digambar?
Walaupun secara keseluruhan yang disampaikan oleh Albertini bukan new things bagiku, tapi tetep aja menarik mengikuti diskusi di kelas. Tadi ada seorang kawan yang bertanya tentang bagaimana face of Muhammad. Albertini menunjukkan beberapa gambar yang menceritakan ketika Muhammad dilahirkan, terus ada juga gambar Muhammad ketika melakukan Isra' Mi'raj, dan gambar facenya Muhammad yang agak jelas yaitu gambar yang menunjukkan ketika Muhammad mengangkat hajar aswad dan meletakkannya di kain yang dipegang oleh beberapa orang dari suku-suku yang ada di Makkah. Albertini mendapatkan gambar-gambar tersebut dari berbagai manuscrip yang tersebar di perpustakaan Eropa dan US.
Saat itu aku langsung teringat guru mengajiku di desa dulu yang mengatakan bahwa wajah Muhammad tidak bisa digambarkan, karena Muhammad adalah the perfect person in the world. Guru mengajiku bahkan berani mempersentasikan kecakapan Nabi Muhammad. Menurut Beliau, kegantengan Muhammad itu adalah setengah dunia, sedangkan Nabi Yusuf seperempat dunia, lalu seperempat lainnya dibagikan ke seluruh umat manusia. Jadi usaha menggambarkan Muhammad bisa dikategorikan sebagai bentuk pelecehan terhadap Muhammad, sebab Muhammad diyakini pasti jauh lebih sempurna dari gambaran tersebut. Bahkan menurut guru ngajiku tersebut membayangkan wajah Muhammad aja kita tidak mampu. Dan sepertinya pandangan tersebut yang banyak di pegang oleh umat Islam di Indonesia, jadi sangat wajarlah ketika ada kartun tentang Muhammad, terlebih kartun tersebut sangat mendiskriditkan Muhammad, umat Islam langsung murka. Aku sendiri secara personal belum pernah menemukan rujukan yang bisa jadi reference hukum menggambar wajah Muhammad, dan hingga kini aku juga tidak tahu rujukan yang dipakai guru ngajiku tersebut.
Wah gimana ya kira-kira reaksi guru ngajiku kalau mengetahui Muhammad digambar?
0 Comments:
« back home
Post a Comment