Spouse or patner?????

Wednesday, December 06, 2006
Sebulan yang lalu, saat aku check up kesehatan reproduksiku, dokter yang memeriksaku tanya ke aku "your spouse in here?", belum sempat aku buka mulut untuk menjawab, dia langsung meralat " I mean your patner". Sebenernya aku gak masalah dengan pertanyan itu, karena pasi jawabanku 'NO", cuman yang menggelitik pikiranku kenapa dokter itu buru-buru mengganti dari "spouse" ke "patner"

Aku pikir ketika dia tanya spouse ke aku sangat wajar, karena sebelumnya aku sudah menceritakn tentang birth control yang aku pakai dan juga proses kehamilan dan melahirkan dua malaikatku itu.

Hingga acara konsultasi itu selesai, di jalan aku masih terus memikirkan itu. Aku baru "ngeh" setelah di jalan aku ketemu sepasang anak muda dan yang perempuannya sedang hamil, mereka waktu itu ngobrol dengan temennya. Temennya sangat supraise ketika melihat perut perempuan itu membuncit " Oh my God, you're pregnant," mungkin karena kedekatan mereka bertiga, si temannya bertanya ke cewek yang hamil itu "So when are you going to be a wife?" sambil tersenyum cewek yang hamil itu menjawab "I think to be patner is enough for us, I don't want to be his spouse". Oalah.....Lagi-lagi cara pandang ketimuranku belum bisa menerima dan figure out sesuatu dari budaya barat.

Di kelasku grammar fiction, muridnya cuman ada 5 orang semuanya cewek, dan keempatnya ada japaness, Yang parah lagi istri teacherku juga dari Japan, Parah tenan. Kelas ini sangat fun, karena kami biasa sharing apa aja di kelas, dan gurunya juga "rodok" sambleng hehhe. Suatu saat suasana di kelas seperti konsultasi pernikahan. Temenku A bilang kalau dia sudah punya anak umurnya 4 tahun, dan sekarang ini anaknya ikut dia di Hawaii, cuman dia pisah dengan suaminya walaupun belum cerai. Dia bilang " for me, single is better." Temen ke duaku sebut saja B. pacar dia adalah American-japaness, dulu pacarnya kerja di Japan dan mereka hidup bersama selama 5 tahun. Cuman sekarang si B ini ingin space yang lebih luas, jadi dia pisah apartement dengan her boyfriend tapi tiap hari tetep ketemu. Temenku yang C, pacarnya dari Korea, dan pacarnya itu juga temenku di language training. C ini sekarang tinggal bersama dengan pacarnya di satu apartement. Yang terahir si D, D ini ke Hawaii karena mengikuti pacarnya, jadi yo mereka tinggal bareng.

Saat giliran aku yang cerita, ternyata mereka lebih terkejut dari pada aku ketika mendengar cerita mereka. Aku bilang ke mereka kalau aku hanya ketemu calon suamiku 3 kali sebelum menikah. Tahu enggak reaksi mereka semuanya MELONGO.... bahkan ada yang serius tanya, " so Ninik, you never ML before marriage?" ehhehheheheheh. mulut mereka tambah berbentuk OOOOO saat aku bilang " I Never touch him".

Di sini memang beda, sesuatu yang kita anggap sangat luar biasa dan unusual di Indonesia, menjadi hal biasa, begitupun sebaliknya.

So... dari sini aku jadi ingat kata temen yang di Ohio, dia bilang " terus di mana surga itu? lawong di sini apa aja yang di larang bisa dilakukan, kan salah satu bukti surga itu adalah semua yang dilarang menjadi di bolehkan". hehheh dasar pekok.

Sekarang terserah individunya dong

Labels:

 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 4:41 AM, |

2 Comments:

waduh..wolak walike jaman yo koyo ngene iki mbak..brarti surga di dunia ada juga ya..gak perlu jauh2 n ngebayangin...hihi..."tambah pekok.com"
Iya nih Angky, So, gimana dengan kita sekarang? mau pilih surga yang mana nih??? hehhehee