Guyonan yang tidak berubah

Monday, December 08, 2008
"Awas jangan keluar rumah, entar jadi Korban lho"
Itu guyonan usang yang selalu aku terima setiap kali menjelang Idul Adha. Mungkin sudah sekitar 10 or 11 tahun ini aku mendengar guyonan tersebut. Basi banget kan???. Dulu pertama-tama menerimanya sih dengan nyante dan ketawa, eh lama-lama kok yang ngomong bukan hanya dua or tiga orang saja tapi banyak orang dan terus berulang setiap tahunnya, rasanya ada yang berbeda di hati.

Aku yakin bukan hanya aku yang menerimanya, tapi hampir setiap orang yang berkategori "gemuk" mendapat cemoohan seperti itu. Aku berani taruhan, walaupun hampir semua kawan yang menerima guyonan itu selalu berusaha sesantai mungkin tapi PASTI sedikit banyak sakit hati. Gimana coba enggak sakit hati, lawong kita manusia disamakan dengan hewan kurban. Apakah mereka yang mengolok-olok akan bisa menangapi dengan kepala dingin juga bila menerima cemoohan begitu???

Dan walaupun aku sudah ngungsi ke America, eh tetep aja tiap tahunnya aku tidak bisa "LEPAS" dari guyonan konyol itu. Lebaran kali ini ada 3 or 4 orang yang melontarkan guyonan base sedunia itu. Tentu bukan orang bule, tapi orang-orang Indonesia.

Semalam, sambil begadang sampe pagi sempat ngobrol dengan Ndah, dia sempat bilang "aku ora metu teko kamar mbak. lawong umur dan beratku wes cukup gawe kurban, kurang opo maneh jal?[aku tidak keluar dari kamar. Umur dan beratku sudah cukup untuk Kurban, kurang apa lagi coba]" Walaupun aku tahu Ndah ngomong gitu dengan ketawa dan aku menanggapi dengan ngakak juga, tapi pasti di sudut terkecil dalam hati kami tersayat.

Apapun guyonan yang ada tidak pernah mengurangi inginanku untuk mengucapkan

HAPPY IED ADHA. MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN. SEMOGA QURBAN KITA DITERIMA ALLAH. AMIN
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 3:58 AM, |

1 Comments:

sesama gemuk di larang saling mengejek ha...... q sudo 4 kg lo jeng, mg2 sukses sampek ideal. (gek koyok po ideale..)