Darah Tercecer di Gaza
Tuesday, January 13, 2009
Duarrrrrrrrr
Dentuman meriam pecah seiring dengan lengkingan suaramu
Menjerit
Darah mengucur bagaikan hujan
Langit kelam
Halilintar merobek indahnya sinar bulan
Dagingmu hitam terpanggang
Serpihan meriam telah mecopoti jari-jarimu
hingga terberai dimakan tikus curut
Purdah yang menutupi tubuh sucimu tak lagi berbentuk
bahkan harum zaitun dari tubuhmu telah berubah
jadi bau anyir, bau kematian
Seonggok tubuh mungil yang baru menghirup panasnya udara dunia sebulan lalu masih dalam dekapanmu
Dia diam
Tak menjerit
Tak berteriak
Tak juga merintih
Selimut yang membalut tubuh merah bayi itu terkoyak
Membuyarkan separuh lengan mungilnya
Dan potongan lengannya terlempar di ujung kamar sempit yang telah poranda
Tak ada air mata keluar
Badanmu hanya menggigil menahan perih dan kesakitan di sekujur tubuh
Duarr....
Bunyi meriam terdengar lagi
Dan tubuhmu bagaikan kambing yang disembelih saat lebaran idul Adha
Mengejang...
Bergetar..
Melotot..
Mata, hidung, mulut, dan telingamu memuntahkan darah segar
dan....
Dengan sisa nyawa kau mencoba mendekap tubuh anakmu
Sebelum akhirnya malaikat benar-benar mencabut nyawamu
Mengantarkanmu berkumpul dengan anak dan suamimu
Selamat jalan perempuan Palestinaku
NB: Refleksi Gaza
Dentuman meriam pecah seiring dengan lengkingan suaramu
Menjerit
Darah mengucur bagaikan hujan
Langit kelam
Halilintar merobek indahnya sinar bulan
Dagingmu hitam terpanggang
Serpihan meriam telah mecopoti jari-jarimu
hingga terberai dimakan tikus curut
Purdah yang menutupi tubuh sucimu tak lagi berbentuk
bahkan harum zaitun dari tubuhmu telah berubah
jadi bau anyir, bau kematian
Seonggok tubuh mungil yang baru menghirup panasnya udara dunia sebulan lalu masih dalam dekapanmu
Dia diam
Tak menjerit
Tak berteriak
Tak juga merintih
Selimut yang membalut tubuh merah bayi itu terkoyak
Membuyarkan separuh lengan mungilnya
Dan potongan lengannya terlempar di ujung kamar sempit yang telah poranda
Tak ada air mata keluar
Badanmu hanya menggigil menahan perih dan kesakitan di sekujur tubuh
Duarr....
Bunyi meriam terdengar lagi
Dan tubuhmu bagaikan kambing yang disembelih saat lebaran idul Adha
Mengejang...
Bergetar..
Melotot..
Mata, hidung, mulut, dan telingamu memuntahkan darah segar
dan....
Dengan sisa nyawa kau mencoba mendekap tubuh anakmu
Sebelum akhirnya malaikat benar-benar mencabut nyawamu
Mengantarkanmu berkumpul dengan anak dan suamimu
Selamat jalan perempuan Palestinaku
NB: Refleksi Gaza
2 Comments:
waduh medeni tenan perang iki, bukan ranah politik dan agama lagi..sudah masuk ke penghapusan etnis,... setiap perbuatan pasti akan ada balasannya,,,entah kapan..
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
sediiih nyaa