Kisah Seorang Nenek

Monday, February 25, 2008
Ada Nenek, yang tanggal 5 Februari baru merayakan ultahnya yang ke 94. Aku secara personal tidak mengenal nenek tersebut, tapi aku sering bertemu dan ngobrol sebentar dengan dia. Kebetulan dia apartemennya sama dengan Ibu Qomariyah dari Indonesia.

Aku tidak tahu nama nenek ini, aku hanya memanggilnya Grandma. Dia tinggal sendiri di apartemennya. Dia mempunyai 3 orang anak, yang satu tinggal di Canada, satu lagi di Alaska dan satunya lagi tinggal di Hawaii cuman dibagian ujung pulau, bahkan dia sulit banget dihubungi. Jadi Nenek ini melakukan semuanya sendiri. Dan dia tidak mau diletakkan di Nursing Home (panti Jompo) karena merasa akan sangat kesepian.

Beberapa minggu lalu Nenek ini masuk hospital. Semua keperluan Nenek yang mengurusi adalah Ibu Qomariah. Hari Rabu kemarin, saat aku, Ibu Qomariah dan Ibu Rusman mengantarkan pesanan makanan ke beberapa orang. Ibu Qomariah mendapat telfon dari Dokter yang menangani Nenek, katanya Nenek dalam keadaan kritis. Posisi Ibu Qomariah sangat sulit, dia tidak bisa menunggui Nenek setiap saat, karena dia harus kerja, apalagi dia juga seorang diri, setelah ditinggal wafat suaminya setahun lalu, dan dia tidak punya anak. Sekitar lima belas menit setelah dokter itu mengabarkan kondisi terahir Nenek, Ibu Qomariah mendapat telfon lagi dan memberitahu kalau Nenek baru saja Meninggal.

Sedih banget mendengar Nenek meninggal, terlebih tidak ada satupun keluarga yang menungguinya. Tadi saat aku ketemu Ibu Qomariah, dia cerita, kalau Nenek belum di kremasi, jenazahnya masih di RS. Anaknya yang di Canada mengatakan tidak bisa datang, dan sudah memintak pihak RS untuk mengirimkan abu Nenek kalau sudah di kremasi. Sedangkan anaknya Nenek yang tinggal di Mulokai Hawaii saat dikabari Ibu Qomariah kalau Mamanya meninggal, dia jawabnya "Ok, mamaku sudah meninggal, jadi mau ngapain lagi? lagian aku tidak punya uang untuk ke sana." Ampunnnnnnnnn sebelll banget aku mendengar jawaban itu, kok enggak punya perasaan bersalah sama sekali telah membiarkan Ibunya tidak ada yang mengurus, kok ya enggak punya perasaan sama sekali, lawong yang meninggak ibunya tapi yang repot Ibu Qomariyah yang nyata-nyata tidak ada hubungan keluarga sama sekali.

Betapa pedihanya perasaan Nenek, anak yang telah dibesarkan dengan penuh kasih sayang ternyata tidak merasa memilikinya, bahkan di saat dia sudah tidak bernyawa lagi. Terus bagaimana mungkin anak itu akan mendoakan Mamanya, kalau Mamanya meninggal aja dia tidak perduli?

Inilah Amerika yang semua orang hidup sendiri-sendiri. Ikatan kekeluargaan adalah salah satu yang tidak penting dalam kehidupan.

Semoga kita semua menjadi anak yang berbakti pada orang tua. Amin
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 1:55 PM, |

0 Comments: