I Miss You My Angels
Thursday, December 11, 2008
Tadi seorang kawan bercerita bila putri kecilnya sedang sakit. Dia sedih sekali, bahkan tidak bisa konsentrasi dengan pekerjaannya. Tentu sebagai sesama orang tua aku bisa merasakannya. Tapi dia beruntung karena dia bisa segera memeluk putri cantiknya itu setelah pulang kerja.
Di sisi hatiku terdalam aku iri dengan kawanku itu. Dia hanya butuh menunggu waktu beberapa jam saja dengan terus memantau keadaan putrinya by phone sebelum bisa memeluknya. Bagaimana dengan aku?.... Entah sudah berapa kali anak-anakku sakit, tapi aku tidak ada disampingnya. Aku tidak bisa memeluknya, aku tidak bisa merawatnya, bahkan aku tidak bisa setiap saat memantau kondisinya walaupun hanya lewat phone.
I couldn't stop my tears.....hiks..hiks...
Aku jadi benar-benar kangen dengan malaikat-malaikat kecilku. Sapaannya yang hampir aku dengar setiap dua hari sekali, ternyata belum mampu membendung kangenku untuk memeluknya.
Aku ingat saat pulang summer kemarin, waktu itu Dedek Mirza sempat sakit. I was away, ketika dikabari Dedek sakit, aku langsung pulang walaupun acara yang aku ikutin belum selesai. Duh...aku enggak bisa nahan tangis semalaman, ngelihat dedek yang menggigil kedinginan walaupun badannya panas. Aku peluk dia, aku gendong dia dengan jarik. Melihat aku nangis eh Dedek sempat bilang "Mama jangan nangis." Ih...aku semakin tersedu. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi anak-anak kalau lagi sakit begini dan tidak ada aku. Maafkan Mama ya sayang.
Pernah juga siang-siang waktu aku tidur siang, kakak datang dengan teriak-teriak manggil aku dalam keadaan menangis. Aku yang belum terlalu terlelap, langsung meloncat ke jendela, untuk menengok apa yang terjadi. Ternyata wajah kakak sudah berlumuran darah, bajunya pun penuh darah. Dengan kaki yang sudah bergetar hebat, aku lari turun ke bawah. Wajah kakak penuh darah, baju olah raga yang dia pakai juga sudah penuh dengan darah. Segera aku lari ambil kunci motor dan siap2 bawa dia ke klinik. Melihat darah yang terus keluar dari keningnya rasanya tidak mungkin bawa ke klinik dalam kondisi begitu. Akhirnya sambil air mataku yang terus mengucur, aku copot baju Kakak dan aku bersihkan darahnya dengan lap yang sudah aku basahin air. Setelah semua bersih, aku coba kasih betadin keningnya yang bocor, Alhamdulillah tidak begitu lama darah berhenti. Dan keningnya aku kasih kain kassa. Setelah semuanya beres, Kakak sudah mulai tenang. Aku ajak dia makan siang, dan aku tanya kejadiannya. Ceritanya dia sedang nyari bungkus rokok yang memang saat itu anak-anak di tempatku lagi musim mainan bungkus rokok, terus saat nunduk nyari bungkus rokok, dia tidak sadar kalau atasnya itu jendela, jadi saat dia mau berdiri, jidatnya kena pojokan jendela. Duh.......ada aja anak-anaka.
Aku bayangkan siapa yang akan dipanggil kakak dalam kondisi seperti itu kalau enggak ada aku, lagian saat itu di rumah sedang sepi, abah dan ibuku lagi keluar kota. Seharian setelah kejadian itu badanku kayaknya lemess banget, walaupun Kakak sudah tidak apa-apa. Ada perasaan berdosa, ada yang sepertinya menyayat-nyayat dalam hatiku.
Mama will always pray for you... Mama Loves you so much... Mama will be with you soon. Muahhhhhhhhhhhhh my angels
3 Comments:
sedih bacanya.... sabar ya jeng...
Duuh jadi sedih mbak. Mudah2an cepet selesai sekolahnya. Sabar nggih...
setelah kesulitan pasti ada kemudahan...