New York City

Sunday, September 30, 2007
Cerita berlanjut tentang New York, basi ya???? enggak apa-apa deh, soalnya bau NYC masih terasa hingga sekarang hehhee. Yang jelas melihat NYC dalam 2 hari, aku merasa NYC itu "agak" kotor, dan yang jelas crowded buanget. Anyway.. nih foto-foto di NYC


Melihat NYC dari Liberty ISland


Nih sang juru potretnya ampe jungkir balik motonya.


Mejeng di Liberty ISland


Brooklyn Bridge dilihat dari Liberty Island


The Millenium Hilton yang tempatnya di samping Ground Zero


Ground Zero yang mulai di bangun


Di dalam subway WTC


Nih orang sableng. Ada beberapa orang yang makai baju dan topeng persis seperti patung LIberty. Terus mereka berdiri di atas kursi, biar kelihatan lebih tinggi. Nah bagi pengunjung yang pengen foto dengan mereka harus mengeluarkan tip $ 5. Kreatif juga nih.


Gile deh untuk masuk kapal yang akan membawa ke LIberty Island antriannya puaaaaaaaannjaaaaangg banget, pake acara di periksa macam-macam lagi.


Suasana di Manhattan


Ini salah satu pengalaman spiritual yang aku alami di NYC. Saat aku dan Asyari mencari 116st tempatnya Columbia Univ, kami tersesat di Jl Malcom X Avenue. Dari seberang jalan, aku melihat bangunan yang di bawahnya toko-toko dan di lantai 2 bangunannya seperti Masjid. Aku dan Asyari sempat nyelutuk "Eh bangunannya kayak Masjid ya." Yang membuat aku kaget, saat magrib tiba, ternyata dari bangunan tersebut terdenagr suara adzan. Masyaallah ini masjid bener. Ini pertama kalinya selama di US aku mendengar suara adzan yang dikumandangkan dengan speaker hingga terdengar dari luar Masjid. Terharuuuuuuuuuuuu. Aku baru 'ngeh' kalau masjid ini milik umat muslim yang berkulit hitam. Kan Malcom X adalah tokoh muslim berkulit hitam.


Aku juga sempat datang ke acara buka bersama yang diadakan oleh Columbia University Muslim Students Association di Columbia University. Acaranya bukan hanya buka bersama tapi sekaligus dilanjutkan dengan sholat teraweh dan melakukan ritual sufi Nagsabandiyah. Leadernya adalah orang dari Singapura. Lawong orang Amerika sudah mulai mencari agama, kok Indonesia malah menuju sekuler hehehe


Pernah lihat tayangan BELIEVE IT OR NOT di TV? nah ni gedung pertunjukannya, tempatnya di daerah Times Square 42nd Streat


Times square yang sangat ruame, pa lagi saat itu pas malam minggu. Aku begadang di situ ampe pukul setengah dua malam. Tapi Gile emang enggak ada sepinya
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 1:40 AM, | 1 comments

Ketimpuk Home Work

Wednesday, September 26, 2007
Kemarin seneng-seneng aja semua pada ketimpuk PR, aku free, tapi belakangan ada juga yang nimpuk PR dari Blie ini. Sebenenya PR udah lama, baru sempat sekarang ngerjain nih.

Rules

1. Each blogger must post these rules
2. Each blogger starts with eight random facts/habits about themselves
3. Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their eight things and post these rules. At the end of your blog, you need to choose eight people to get tagged and list their names.
4. Don't forget to leave them a comment telling them they've been tagged and to read your blog.

My Habits

1. Aku orang yang suka tidur
Nih kebiasaan yang akan sangat menjadi-jadi kalau ada suamiku. Ampe suamiku sering sewooott kalau aku tidur. Padahal sumpeh kalau enggak ada suamiku aku itu orang yang rajin. Entahlah kalau ada suami, sepertinya ada yang akan ngerjakan semuanya, jadi jatahku tinggal tidur hehhehe.

2. Aku boros pulsa
Wah yang namanya pulsa itu cepeeeeet banget habis. Pokoknya kalau ada pulsa pengennya ya telfon..ya sms. Mungkin karena aku seneng banget keep in touch dengan teman-teman. Bagus sih, cuman bobrok juga di pulsa.

3.Aku sulit percaya hasil kerja orang lain
Kalau temen-temenku, seperti jeng ini dan Mbakyu ini pasti sudah sangat paham. Aku itu suka ngerjakan sendiri semuanya, terutama yang berhubungan dengan organisasi. Enggak bener kan? lawong organisasi itu untuk kita sangga bersama-sama kok malah dikerjakan sendiri. Tapi I promise sekarang aku udah mulai berubah he2*excuse ya??*

4. Aku orang yang keras kepala dan Egois
Wah kalau untuk hal ini semua orang yang dekat dengan aku paham betul. Aku orang yang sangat keras kepala dan egoissssss. Sampe pernah seorang teman yang ngeritik aku dengan tegas "Hi, realita itu tidak bisa didekte." Mauku semuanya sesuai dengan keinginanku. Tapi sedikit banyak, setelah punya anak dan bertambahnya umur, lambat laun sifat ini menurun.

5. Aku orang yang friendly
Nah ini sisi yang sangat aku syukuri dari dalam diriku. Aku termasuk orang yang friendly. Aku gampang akrab dengan orang lain. Banyak orang yang betah ngobrol, curhat or sekedar jalan dengan aku. Pernah suatu saat aku tanya ke temanku waktu S1, kan mereka itu masih muda-muda tapi kok mereka enjoy aja jalan sama aku yang sudah ibu-ibu. Sumpeh lho mereka sering nyamperin aku kalau mau nonton konser he2. Temenku itu bilang, kalau mereka merasa enjoy ngobrol dengan aku dan aku enggak kayak ibu-ibu *yukkkkkkkkkk*.

6. Aku care ke teman
Kata teman aku itu care ke teman. Aku selalu menyempatkan diri hubungin mereka untuk sekedar keep in touch dengan mereka. Ampe temanku di Pesantren heran kok aku update banget dengan kabar teman-teman he2. Cuman ada juga yang salah paham, salah satu temenku bilang dengan sinis "kamu itu maunya tahu semua tentang teman-temanmu."

7. Aku suka nulis
Salah satu buktinya nih blogspot hehehhee. Ada sesuatu yang hilang kalau enggak nulis. Dan memang dari menulis, aku bisa survive selama ini Amin.

8. AKu Pencinta JOGJAKARTA
Aku emang benar-benar JOGJAHOLIC. Bahkan aku punya kaos dari D*g**U yang tulisannya "I'M JOGJAHOLIC." Banyak temen-temen buleku yang tanya "What is JOgja?" he2. Entahlah I LOVE JOGJA VERY MUCH, mungkin karena my grandma from Jogja atau bisa jadi karena aku menghabiskan waktu dari 98-2004 tinggal di Jogja. Yang jelas I miss everything from Jogja.

Finally selesai juga Home work, yang kena timpuk selanjutnya
1. Mbak Yunes
2. Mas Rifan di Mesir
3. Lely yang lagi stress
4. Intan di Vermont
5. Aan yang lagi seneng di Jakarta

Yukkkkkk dikerjakan
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 3:22 PM, | 0 comments

Second Ramadhan

Tahun ini my second Ramadhan in Hawaii. Perasaan mungkin lebih tenang, karena sudah pengalaman Ramadhan sebelumnya. Di samping itu, ini sudah tahun ke dua di kampus, paling tidak sudah mulai tahu ritme belajar, walaupun jungkir baleknya teteeeeeppp.

Seorang teman bilang, kalau puasa di Hawaii lebih membawa pahala, lho emang kenapa?
1. Kita adalah Ibnu Sabil
2. Tidak ada keringanan bahkan toleransi apapun bagi kita yang puasa
3. Tugas-tugas kuliah yang berat tidak pernah berhenti
4. Beratnya puasa di tengah lingkungan yang tidak mengenal puasa. Ihhhhhhh bayangkan tiap hari lihat orang bawa Starbuck, apalagi ada yang bawa caramel Mocca shake kesukaanku, uhuuuuuummmm nelan ludah bener deh.

Aku sangat bersyukur bisa menjalani puasa kedua di Hawaii. Aku percaya Barakah Ramadhan akan sampai juga di Hawaii. Aminn
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 3:05 PM, | 1 comments

Boston

Saturday, September 22, 2007
Hai all, sekarang giliran cerita soal Boston. Aku datang di Bandara international Longan Boston jam 11 siang 12 September 2007. Saat aku datang, Boston sedang diguyur hujan deras *ini yang jadikan pesawat bergoyang hebat sebelum mendarat, seperti melewati sepuluh polisi tidur*. Karena semua temen sibuk, jadi tidak ada yang pick me up dari bandara. Padahal aku tuh enggak ngerti blas tentang Boston, tapi dengan pikiran "enggak bakal hilang deh di US" dan dengan berbekal direction dari teman-teman akhirnya aku bisa nyampek di Waltham dengan perjalanan 1,5 jam dari Bandara dan 3 kali ganti kendaraan mulai silver line, subway red line, dan bus 70. Temenku kuliah di Brandeis University yang berada di pinggiran kota Waltham.

Oke deh nikmati foto-fotonya.


Ini di depan Campus Center University of Massachusetts.


Pemandangan dari Charles River


Bergaya di depan Charles River. Sumpeh melihat pemandangan dari Charles Bridge baguuus banget


Masih nampang di depan Charles River


Kapal-kapal kecil yang parkir di Charles RIver


Nih jalan di Charles River yang terdiri dari jalan dua jalur dan tengahnya ada jalur subway


Kampus University of Massachussets (UMass) emang amazing, di depan kampus bisa langsung melihat pemandangan Pennynsula yang uuuuinnndah.


Community park di Boston yang dilengkapi kolam


Nih di lingkungan kampus Harvard yang suangat terkenal itu, namanya Harvard yard


Sudah menjadi kewajiban kalau ke Harvard untuk foto di depan patung Harvard. Oya waktu aku di Harvard pas ada Miss Boston yang sedang ngambil syuting.


Kedai kopi di Harvard Square


Jalan Harvard


Salah satu gedung Brandeis University


Nih tengah kotanya Boston di Massachussetts Avenue


Downtownnya Boston


Community park

Special thanks buat yang sudah nampung aku selama di Boston, Ira, Risna, Mareska, Etik dan tentu saja Mas Sukidi yang sudah ngundang buka puasa di rumahnya. Sorry untuk Mas Ulil, aku enggak sempat mampir ke apartemennya
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 10:19 AM, | 3 comments

Amina Wadud Muhsin

Thursday, September 20, 2007


Karena semakin tidak sabarnya para fans AMINA WADUD MUHSIN untuk mendengar cerita menarikku bertemu, berdiskusi, foto bareng, tukar-tukaran email address, makan bareng and tentu guyon di rest room dengan Amina Wadud, makanya sekarang ditengah tugasku yang semakin mencekik, aku sempatkan untuk menulis di blog *heleh guaya*

Amina Wadud pernah menghebohkan dunia dengan aksinya sebagai "Lady-Imam" dalam sholat Jumat sekitar dua tahun lalu di Amerika Serikat. Aku mengenal Amina Wadud sejak aku kuliah di tingkat awal di IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta lewat bukunya Quran and Women: Re-Reading The Sacred Text from A Women's Perspective. Bahkan buku ini seperti menjadi buku wajib bagi mahasiswa jurusan Tafsir Hadis terutama yang fokus pada issu perempuan. Dia mengucapkan shahadat pada waktu kuliah S1 di University of Pennsylvania. Dia belajar bahasa Arab dan Quran di al-Azhar University di Mesir, dan gelar Ph.D nya diraih di University of Michigan. Ketajaman analisisnya menjadi salah satu inspiasiku untuk menggeluti issu-issu perempuan.

Dulu temenku pernah tanya "Kenapa sih milih kuliah di Amerika." Aku jawab "Salah satunya aku pengen ketemu Amina Wadud Muhsin." Tentu tidak dapat dibayangkan ketika aku berkesempatan datang di conferensi di University of Massachusett (UMass) di Boston yang salah satu keynote speakernya adalah Amina Wadud Muhsin. Dan karena dia pulalah aku bela-belain melakukan perjalanan sekitar 10 jam dengan pesawat dari Hawaii ke Boston. Tentu enggak usah ditanya lagi bagaimana perasaanku ketika bisa ketemu dia selama tiga hari berturut-turut.

Conference dimulai tanggal 12 September 2007, dan pada sesi pertama keynotenya tiga orang Amina Wadud Muhsin, Lara Debb dan Haideh Moghissi.


Sebenernya aku sudah melihat sosok yang berambut gimbal dengan kerudung kuning sejak aku masuk ruangan di komplek campus center UMass, tapi aku enggak "ngeh" kalau itu Amina Wadud. Baru ketika acara dimulai, aku baru ndoblong "ohhhhhh ini tho Amina Wadud," gumamku dalam hati. Semula aku duduk di bagian tengah. Tapi ketika Amina Wadud mulai memberikan ceramahnya, aku maju di barisan kursi depan sendiri.

Amina memberi judul pidatonya "Defining Islamic Feminisms:Ethics, Agency and Religiosity." Amina mengartikan Agency berdasarkan ayat "Inni jailu fi al-ardhi kholifah" jadi Amina mengartikan kholifah sebagai moral agency. Untuk itu every single person punya mandat untuk menjadi moral agency. Agency ini bisa sifatnya individuality dan interconectivity. Perempuan dalam satu saat adalah individual tapi dalam kesempatan yang sama perempuan juga interconec dengan lainnya. Jadi ketika menjadi kholifah, perempuan harus mentreat manusia lain dengan suka rela.

Amina juga tidak mau dikatakan sebagai "feminis." Karena dalam perspective dia tidak ada namanya "membincang feminis" yang ada adalah "membincang human being." Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Dr. Azra Zehra dri Pakistan, kalau sebenernya tidak ada istilahnya "women rights" yang ada hanya "Human being rights." Aku sepakat banget dengan istilah ini, bila kita bilang hak-hak perempuan sepertinya perempuan itu terpisah dari laki-laki dan perempuan bukan manusia. Sejatinya ketika kita berteriak soal hak-hak perempuan, itu bukan hanya hak perempuan tapi HAK MANUSIA.

Ada seorang Muslimah American dengan jilbabernya menyerang presentasi Amina Wadud. Perempuan ini juga banyak menyetir ayat-ayat al-Quran. Sebagai sesama khafidhoh Amina Wadud dan perempuan tersebut saling berdebat. Tentu sulit bertemu karena metode pendekatannya jauh berbeda.

Ketika acara selesai, aku segera mendatangi Amina Wadud untuk berkenalan lebih jauh. Eh tanpa aku duga, aku malah di ajak ke rest room. Kan ceritanya muslimah jilbaber yang berseberangan opini dengan Amina itu tetep ngejar-ngejar Amina. Padahal Amina pengen banget ke rest room. Jadi dia menyanderaku untuk menemaninya ke rest room. Kan kalau aku jadi teman ngobrolnya Amina, Musliamh tersebut tidak bisa mengganggu. Tidak Etik gitu lho kalau nimbrung obrolan orang. Hasilnya aku nemani Amina ke rest room dan ngobrol banyak di rest room plus foto.



Amina bilang pernah ke Indonesia, bahkan dia ingin sekali menghabiskan waktu pensiunnya di Indonesia. Bagi dia Islam di Indonesia itu unik dan lebih progresif dari Islam di Malaysia. Selama tiga hari berturut-turut aku tiap hari ketemu Amina Wadud, dia tipe yang sante, dia akan teriak-teriak manggil aku kalau melihatku dari jauh dan menyapaku dengan bahasa Indonesia "Apa Kabar?" or "Selamat Pagi." Bahkan kalau kita sedang capek di ruang conference, Amina akan mengajakku untuk ngobrol di ruang samping yang diperuntukkan untuk sholat.

Generally, Amina itu memang orang cerdas, santai dan mau bergaul dengan siapapun, termasuk dengan diriku yang jauhhhhhhhhhh banget secara keilmuan, umur dengan dia. Cuman ada satu hal yang membikin aku heran dari sosok Amina, dia itu enggak suka dipanggil dengan namanya langsung, terutama oleh orang yang lebih muda umurnya, dia minta dipanggil "Dr, AMina/ Prof. Wadud" atau apalah bisa mengekpresikan penghormatan ke orang yang lebih tua. Saat acara diskusi ada seorang mahasiswa muda yang memanggil dia dengan "AMina," eh Amina bilang " maybe I am older than your mom, please give me respect with call me Prof. Wadud or Dr. Amina." SUmpah ini pertama kalinya aku menemui hal seperti ini di US. Biasanya orang US itu nyante poooolll untuk urusan nama. Tapi yachhhhh lagi-lagi itu her choice.

 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 11:25 AM, | 1 comments

My Trip

Tuesday, September 18, 2007




Ceritanya seminggu kemarin aku trip ke Boston dan New York City, dan baru tadi sore nyampek. Capek..??? pooolll, tapi enggak bisa berleha-leha karena tugas udah numpuk.

Yang jelas dalam seminggu ini aku akan merelease *heleh* tulisan perjalananku, mulai yang sifatnya akademik, religious hingga yang jalan-jalannya.

So tunggu aja ya heheheh
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 2:54 PM, | 2 comments

WE ARE THE WINNER

Monday, September 10, 2007


Indahkan tumpengnya?? Nih hasil kerja keras Indonesian Students di Hawaii dalam rangka International Potluck party yang diadakan oleh East West Center (EWC) dan diikuti oleh fellows EWC dari berbagai negara, Banglades, Vietnam, Thailand, India, Mesir, Argentina, Amerika, Hawaii, Pasific Islands, Nepal, Iraq dan sebagainya. Yang paling aku kagumi adalah Iraq, walaupun hanya Amjad satu-satunya orang Iraq di EWC tapi dia tiap tahun ikut event ini, dan dia masak sendiri. Ini sebagai bukti ke dunia bahwa Iraq masih eksis.

Kita membuat Nasi kuning, yang dikomandoni Diana, dia ini bukan dari Indonesia, tapi suaminya orang Indonesia. Tapi hasil racikan nasi kuningnya ueeeeeeeennaaaaakkkkk poooooolllllll.

Urapnya juga mak NYUUUUUUUUUUSSSSSSSSSSS, yang ngerebus-ngerebus Erda, Rahma dan LInda, pasukan IFP fellows yang baru. Nah untuk yang bikin urapnya, si Jago Teh Neneng.



Yang hottt SATE AYAM. Nih emang usulannya cowok-cowok, makanya yang ngurusin cowok-cowok, walaupun tetep aja yang bikin bumbu satenya aku *alah sok jago masak banget* Sumpeh seumur hidup aku enggak pernah bikin bumbu sate. Tapi karena enggak ada yang lainnya dan aku sebagai koordinator acara ini, jadilah aku yang harus berkorban untuk bikin bumbu sate. Setelah tanya sana-sini, search di internet akhirnya dengan *sok* pede, aku mulai mencamurkan bumbu-bumbu dengan peanut butter (nih enaknya di luar negeri enggak perlu ngiling kacang, cukup dengan selai kacang). Dan treng..treng....... BUMBU SATENYA mak nyussssssssss juga. Tapi bagiku sih kurang pedeas, tapi aku harus toleran dengan lidah-lidah bule dan lidah jurinya yang engak suka pedas.

Yang lucu sih, proses buat Satenya, kan engak mungkin tuh kita bakar sate dalam keadaan ayamnya benar-benar segar, soalnya entar butuh waktu lama. Jadilah kita siasate. Setelah ayam dikeluarkan dari frozen, kita potong-potong dan tusuk, setelah melalui uji coba berkali-kali dengan berbagai macam bumbu, akhirnya diputuskan sate diolesi dengan bumbu kacang yang aku buat terus di masukkan oven untuk dibakar selama beberapa menit. Kalau sudah setengah matang, baru deh ayam dikeluarkan, dan nanti di stand tinggal kipas-kipas. Sate ini jadi favorite buanget, ampe stand yang lainnya masih banyak, sate kita sudah habis. Padahal setiap pengunjung yang bisa makan for free hanya dikasih jatah satu tusuk. Tapi tetep aja, lawong ada yang ambil satu tapi datang berkali-kali hehehe. Foto dibawah ini proses masukkan sate ke oven.



Yang paling mencuri perhatian tentu saja TUMPENG, kalau yang ini emang hasil elusan si cewek dari Jogja, Erda. Sejak di dapur lantai 6, tumpeng kita udah mencuri perhatian. Kebetulan di dapur itu ada 3 negara yang memasak, Vietnam, Indonesia dan Timor Timur. Wah waktu tumpeng dikeluarkan, langsung semua mata melotot, bahkan sejak di elevator tumpeng cantik kita udah diuntit oleh para pemotret. Jalan sekita 20 meter ke stand benar-benar jadi ruang promosi yang menyenangkan. Coba bayangkan, semua mata melihat, bahkan banyak yang berlari-lari untuk sekedar mengabadikan dalam foto. Setelah Tumpeng berdiri keren di stand kita. Masih banyak juga yang memotret, bahkan ada yang sudah enggak sabar mau makan. Padahal untuk tumpeng tuh kita diperuntukkan juri, sedangkan pengunjung umum kita udah nyiapkan menu yang sama tapi tidak dibuat tumpeng. Oya kita membuat 2 tumpeng, yang atu smaller.



Sebelum acara berahir, kita mengadakan potong tumpeng



Walaupun dalam rintik hujan, acara tetep berlangsung dengan semangat, terlebih ketika juri mengumumkan juara. Pertama, pihak penyelenggara memanggil semua kontestan untuk mendapatkan certifikat dan coklat hawaiian satu box. Dan pas pengumuman, Nama negara Bangladesh dipanggil sebagi juara tiga, kemudian Thailand sebagai juara dua. Nah sebelum juara pertamanya diumumkan, aku sudah menitipkan kameraku ke Mas Turro, dia sempat tanya "emang mau kemana nik?" dengan sok pede aku jawab "Kayaknya entar lagi Indonesia dipanggil deh" hehehe. Eh bener juga si Tutii selaku koordinator acara lomba ini dengan suaranya yang lantang mengumumkan "THE WINNER 2007 IS INDONESIAAAAAAAAAAAAA" WAoooooooooooooooooooooo, langsung deh semua teriak dan aku lari ke depan untuk menerima hadiah berupa beras 50 pouns dari Juri. HORREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE, INDONESIA MENANGGGGGGGGGG..........

Thanks deh buat semua anggota PERMIAS CHAPTER HAWAII yang sudah bahu membahu untuk mensuksekan acara ini.



Eh ada cerita lucu tertinggal dari acara ini. Kan kita ada sisa gula merah, akhirnya Rahma berinisiatif untuk memebuat wedang jahe. Cuman karena keterbatasan alat-alat yang kita miliki, wedang jahe tersebut kita letakkan di mangkok. Nah saat makanan di stand kita mau habis, dan waktu itu kita ngobrol sendiri, eh ada salah satu pengunjung dari Nepal yang ngambil nasi kuning, urap, eh tanpa kita duga dia mengambil wedang jahe dan disiram langsung ke atas Nasi. WHAT??????? ketika kita sadar itu, semuanya langsung ngakak-ngakak. Tapi ya sudah terlanjur, jadi kita biarkan aja hehhehe. Yang susah entar kalau dia datang ke Indonesia terus nyari Nasi kuning rasa jahe seperti yang dia temukan di Hawaii...... bisa pusing tujuh keliling dia heheheh.
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 1:52 AM, | 2 comments

A CRAZY WEEK

Friday, September 07, 2007
Wah bener deh minggu ini rasanya otakku kembut-kembut. Judulnya begadang terus. Banyak banget reading dan writing *emang dikasih duit buat itu, kok ngeluh* Tapi semua capek dan stress akan wussss lenyap sendiri kalau ternyata hasil yang kita dapat memuaskan. Seperti tiga hari lalu ketika report observasiku dapat grade yang membahagiakan, rasanya pegel-pegel di badan sembuh seketika hehe.

Cuman walaupun begitu tetep aja minggu ini berat banget, terlebih kemarin aku harus ngasih presentasi tentang "The Idea of Power in Javanese Culture" karangan Ben Anderson. Sebenernya presentasinya enjoy aja, tapi effect dari presentasi itu yang berat. Ada seorang teman Indonesia yang kebetulan satu kelas sama aku, dia blame aku tentang presentasiku, dia bilang yang aku enggak baca seluruh tulisan Anderson lah, yang methodologi berpikirku yang terlalu romantislah, yang mentang-mentang aku orang Jawa lah, dan sebagainya. Aku sempat shock banget dengan komentarnya, sampe rasanya kepalaku pusing gak ketulungan. Dan finally, nyampek kamar aku nangis.

Tapi akhirnya aku mencoba tenang, dan aku mulai berpikir jernih. Aku sadar dan harus maklum kalau dia tidak suka Jawa, karena daerahnya termasuk kawasan panas yang selalu ingin merdeka dari Indonesia. Dan aku berusaha ngerti kalau itu sebagai expresi kejengkelannya yang bertahun-tahun terpendam karena merasa ditindas pemerintahan pusat yang notabene kebanyakan orang Jawa. Dan mungkin juga saat itu dia lagi capek dengan banyaknya tugas seperti yang aku alami. Mungkin aku juga tidak akan sesentimentil saat itu kalau aku tidak dalam kondisi lelah lahir dan pikiran. Dan yang terpenting ini adalah bagian dari proses pembelajaran.

Yang jelasssssss next week to be the exciting week. Emang ada apa???? tunggu aja cerita selanjutnya *heleh*
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 12:19 PM, | 1 comments

Unveil

Sunday, September 02, 2007
Ini cerita tertinggal dari kedatangan keduaku ke Honolulu Hawaii. Saat pertama datang, pihak immigrasi di bandara Honolulu tidak memintaku untuk take off jilbabku, walaupun fotoku di Visa tidak pakai Jilbab.

Tapi ketika 3 minggu lalu aku datang kembali di Paradisenya US, pihak immigrasi memintaku untuk mencopot jilbabku ketika hendak di foto. Payahnya lagi itu di primary room, bukan di private room. Untungnya saat itu sangat sepi, karena aku orang terahir yang diwawancarai pihak immigrasi. Sebenernya saat itu aku tahu kalau ini pelanggaran hak, cuman aku sudah sangat dan teramat capek untuk memprotes dan memperpanjang masalah. Yang menyebalkan adalah komentar staff immigrasi itu setelah melihat rambutku "eh rambutnya bedanya dengan foto di Visa." Busyet deh. Setelah nyampek di dorm, ternyata ada seorang teman baru yang mendapat perlakuan yang sama, walaupun saat itu ada dua orang yang berjilbab, tapi yang disuruh take off cuman satu orang. Dan kawan ini sangat marah dengan perlakuan ini hingga dia lapor ke bagian yang ngurusi Visa di EWC.

Aku sebenernya juga akan melaporkan kejadian ke Visa concelor, cuman karena kesibukan yang langusng bertumpuk-tumpuk aku baru ingat 10 hari kemudian. Ternyata pihak EWC langsung report kejadian ini ke pihak immigrasi. Dan mereka langsung mengadakan rapat dan akhirnya mengirimkan surat permintaan maaf secara tertuliske EWC yang ditujukan ke aku dan kawanku. Malah kami sudah diberi nama petugas Immigrasi yang nantinya bisa kami temui langsung kalau kami diperlakukan serupa lagi.

Aku mikir, adakah gerakan cepat dan permintaan maaf bila itu terjadi di Indonesia???
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 7:37 AM, | 4 comments

PROUD OF YOU IBU

Saturday, September 01, 2007


Pagi ini tema di kelasku tentang Women and Islam. Tema ini melanjutkan diskusi hari Rabu kemarin dengan tema yang sama. Last Wednesday, kelas kami kedatangan seorang feminis dari Pakistan, Dr Azra Zehra. Dia Doctor dari university of Hawaii juga.

Hari ini profesor Nancy L. Kleiber menyuruhku untuk berbicara soal women and Islam in Indonesia. Walaupun speakingku masih belebotan *terutama setalah 3 bulan enggak pernah ngomong Enggris di Indonesia*, aku berusaha menjelaskan dan menjawab beberapa pertanyaan teman-teman kelasku.

Satu hal yang aku omongkan dan itu membuat semua teman kelasku melongo adalah bahwa "IBUKU HAFAL AL-QURAN" Entahlah mungkin untuk sebagian orang aku norak, tapi aku mengucapkan itu dengan bangga, ya.. bangga sekali. Walaupun Ibu menikah pada umur 13 th, dan hanya tamat SD, tapi ibuku tidak pernah kendor semangatnya untuk belajar. Buktinya beliau mulai menghafalkan Quran ketika sudah punya anak 3, dan ternyata pula beliau hanya butuh waktu 3 tahun untuk menyelesaikannya. Teman-teman sangat kaget bahwa ada orang yang mau dan bisa menghafalkan al-Quran. Aku jelaskan, Ibuku bukan hanya menghafal Quran, tapi ibuku juga bisa Bahasa Arab pasif, jadi at least dia mengerti arti kalimat-kalimat yang ada di al-Quran.

Ibuku juga tidak pernah malu untuk belajar. Sering kali Ibuku tanya ke aku, ke suamiku maupun ke adek-adekku tentang banyak hal. Beliau juga rajin pergi ke Gramedia untuk membeli buku yang akan menambah wawasannya. Beliau juga tidak malu belajar kitab ke Abahku sebelum beliau mengajarkan ke santri-santri, walaupun saat itu ada anak-anaknya. Malah kadang kala Ibuku minta diajari anakku yang pertama cara mengoperasikan komputer *at least membuka dan mematikan komputer*.

Ada kejadian lucu, saat Ibu Shinta Nuriyyah datang ke rumahku dan mendengar sambutan Ibuku, Ibu Shinta berpikir kalau Ibuku itu sarjana. Ibu Shinta begitu kaget ketika aku bilang ibuku hanya lulusan MI dari almamater yang sama dengan Ibu Shinta.

Ibuku juga sangat klop dengan anak-anaknya, terutama untuk urusan baju dan shopping. Maklum aku dan Ibuku hanya terpaut 15 tahun, jadi kami lebih sering seperti kakak-adik. Terlebih 3 dari 4 anak Ibu adalah perempuan semua. Jadi terkadang Abah sebel banget kalau tahu aku dan adek-adekku memakai barang-barang Ibu, seperti Jilbab, make up, sarung, dan sandal hehhe.

Bagi anak-anakku Ibuku bukan seperti neneknya, disamping memang anak-anakku memanggilnya tetap "Ibu", tapi juga karena kedekatan mereka dan perlakuan Ibu ke anak-anakku, jadi Ibuku sudah seperti Ibu bagi anak-anakku juga. Sering kali adekku yang kecil *sekarang kelas I MTSN* rebutan Ibu dengan anakku yang kecil hehhe.

Setelah keluar kelas aku langsung sms ke Ibu, "Ibu, saya bangga dengan Ibu, saya sangat sayang dengan Ibu." Aku tahu tidak ada yang lebih menyenangkan hati seorang Ibu, selain kasih sayang anak-anaknya.Yang jelas, Ibu adalah sumber inspirasi yang tidak pernah padam bagiku.
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 12:10 PM, | 2 comments

Mbah Mu'alim

Bangun tidur aku dikejutkan dengan banyaknya sms di inbox HP ku, setelah kubuka isinya sama semuanya dan pengirimnya dari keluargaku. "Innalillahi wa Innalillahi Rojiun, telah wafat KH Mu'alim jam 8 malam." Seketika itu aku tertunduk dan membaca Fatehah.

Mbak Mu'alim, biasanya aku manggil begitu, memang bukan mbah langsungku, beliau adalah suami dari mbakyunya Mbah putriku. Walaupun begitu kami sangat dekat, disamping rumah kami yang memang tidak begitu jauh, Mbah Mu'alim termasuk orang yang membantu Mbahku, Mbah Syafa'at membangun Pesantren Darussalam. Kita memperlakukan beliau seperti mbah sendiri.

Sosok Mbah Mu'alim bagiku adalah teladan, beliau punya semangat tinggi dan sangat menghargai orang lain. Walaupun di usia yang sudah renta Mbak Mu'alim tetep mengajar santri-santri. Beliau juga selalu datang ke undangan,walaupun itu yang mengundang santri-santri untuk acara Reformasi pengurus dan tempatnya di hall lantai 3. Sikap ini tetap dipertahankan hingga akhir hayatnya, meskipun beberapa waktu lalu beliau harus operasi hernia dan di rawat di RS beberapa hari. Waktu aku di Indonesia kemarin, Abah dan Ibu mengundang beliau untuk tasyakuran keberangkatan Abah dan Ibu umroh, dengan digandeng santri, beliau menyempatkan hadir. Aku sangat terharu.

Mbah Mu'alim juga punya pandangan luas. Setahun lalu saat syukuran keberangkatanku ke Hawaii, beliau titip pesan ke aku "Nduk, masekno awakmu sekolah neng luar negeri, tapi tetep jogo atimu. Istilahe berotak Jerman, berhati Makkah." Pesan yang sangat simple tapi mendalam. Terahir aku berbicara dengan beliau saat pulang kemarin,beliau tanya "Nduk, awakmu sekolahe neng Amerika endi?" aku jawab kalau aku di Honolulu Hawaii. Tanpa aku duga beliau menimpali "Oh seng enek Pearl Harbor kae tho, iku lho tempat perangnya US karo Jepang." Masyaallah aku supraise banget, ternyata beliau yang sudah tua dan sakit-sakitan masih ingat dan tau tentang sejarah Pearl Harbor. Bahkan yang muda-muda tidak tau apa itu Pearl Harbor.

Sekarang beliau sudah tidak ada, tapi semangat beliau dan tauladan beliau selalu akan menuntun kami semua.

Selamat jalan Mbah, Allah pasti memberikan yang terbaik buat jenengan.
 
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 11:52 AM, | 1 comments