Mom
Wednesday, November 28, 2007
Ibu..
Saat seperti ini aku ingin berada dalam pelukmu dan menceritakan semuanya
Ya tentang beban study yang sangat berat. Tentang kecapean yang luar biasa, baik fisik maupun pikiran.
Ibu..
Nyaris waktuku hanya berada dalam kamar sempit ini dengan tumpukan buku yang menggunung dan kertas-kertas yang entah bagaimana semuanya bisa berserakan. Bahkan disamping laptopku ada lima atau mungkin tujuh buku yang semuanya terbuka.
Di papan yang aku tempel di dinding kamarku, kelender dengan banyak coretan-coretan menandakan bahwa hari dan waktu tidak bisa aku cegah untuk tidak terus bergulir. Seakan deretan hari-hari di kalender tersebut mengingatkanku untuk terus berkejaran dengan semua tugas yang harus aku selesaikan. Kamu tentu tahu Ibu, kalau aku tidak akan menyerah dengan ini semua, karena jalan ini adalah pilihanku. Walaupun untuk mencapainya, aku harus benar-benar berkorban secara lahir dan bathin dan tersiksa dalam hari-hari penuh kerinduan. Kamu selalu khawatir ketika mendengar ceritaku yang hanya punya waktu tidur 3-5 jam tiap hari. Bahkan kamu harus menangis, saat kamu dengar suaraku yag mulai parau kecapean.
Ibu..
"Apakah kamu sudah sholat dan makan?" itu pertanyaan yang selalu kamu tanyakan setiap kamu menghubungiku. Iya Ibu, aku terus berusaha untuk menjaga sholat seperti yang kamu selalu pesankan untukku, walaupun jujur harus aku akui kalau di sana-sini aku harus menqodho' sholat atau bahkan menjama' sholat.
Ibu
Aku tahu kamu tidak akan berhenti mendoakanku agar aku selalu diberi kemudahan dalam belajar dan bisa mencapai apa yang aku damba. Dan doamu adalah kekuatan bagiku Ibu
Saat seperti ini aku ingin berada dalam pelukmu dan menceritakan semuanya
Ya tentang beban study yang sangat berat. Tentang kecapean yang luar biasa, baik fisik maupun pikiran.
Ibu..
Nyaris waktuku hanya berada dalam kamar sempit ini dengan tumpukan buku yang menggunung dan kertas-kertas yang entah bagaimana semuanya bisa berserakan. Bahkan disamping laptopku ada lima atau mungkin tujuh buku yang semuanya terbuka.
Di papan yang aku tempel di dinding kamarku, kelender dengan banyak coretan-coretan menandakan bahwa hari dan waktu tidak bisa aku cegah untuk tidak terus bergulir. Seakan deretan hari-hari di kalender tersebut mengingatkanku untuk terus berkejaran dengan semua tugas yang harus aku selesaikan. Kamu tentu tahu Ibu, kalau aku tidak akan menyerah dengan ini semua, karena jalan ini adalah pilihanku. Walaupun untuk mencapainya, aku harus benar-benar berkorban secara lahir dan bathin dan tersiksa dalam hari-hari penuh kerinduan. Kamu selalu khawatir ketika mendengar ceritaku yang hanya punya waktu tidur 3-5 jam tiap hari. Bahkan kamu harus menangis, saat kamu dengar suaraku yag mulai parau kecapean.
Ibu..
"Apakah kamu sudah sholat dan makan?" itu pertanyaan yang selalu kamu tanyakan setiap kamu menghubungiku. Iya Ibu, aku terus berusaha untuk menjaga sholat seperti yang kamu selalu pesankan untukku, walaupun jujur harus aku akui kalau di sana-sini aku harus menqodho' sholat atau bahkan menjama' sholat.
Ibu
Aku tahu kamu tidak akan berhenti mendoakanku agar aku selalu diberi kemudahan dalam belajar dan bisa mencapai apa yang aku damba. Dan doamu adalah kekuatan bagiku Ibu